Lawan Gibran-Teguh di Pilkada Solo, PKS Ajak Putri Keraton Surakarta Cari Koalisi

ERA.id - Cucu Pakubuwono XII BRA Putri Woelan Sari Dewi berniat maju ke gelanggang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Solo 2020 lewat Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Namun langkahnya tak mudah, sebab PKS menyarankan Putri untuk bisa menggalang koalisi dengan partai lain.

Ketua Bappilu DPD PKS Solo Sugeng Riyanto mengatakan pertemuan antara pengurus DPD PKS Solo dengan Putri pekan lalu hanyalah penjajakan awal untuk masuk dalam bursa calon wali kota Solo. Sekaligus melihat peluang berkoalisi dengan partai politik lain setelah DPP PDI Perjuangan resmi mengusung Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa di Pilkada Solo 2020.

"Kami mengajak Mbak Putri untuk bersama-sama berupaya menggalang koalisi. Karena itu substansinya, tanpa adanya koalisi, siapapun tak akan bisa maju melawan Gibran," ujar Sugeng kepada era.id, Senin (27/7/2020).

Sejauh ini, kata Sugeng, pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan semua parpol di luar PDIP. Namun terkendala karena komunikasi antar parpol di level kota.

Dia menjelaskan, masing-masing parpol sudah menerima instruksi dari pusat, sehingga membuat tingkat kota tidak bisa berbuat banyak. Meski demikian, lobi-lobi saat ini sedang dilakukan oleh PKS di tingkat pusat.

"Instruksi dari pusat membuat teman-teman tidak berdaya. Ini sedang dicoba lobinya di level pusat," kata Sugeng.

Baca juga: Jokowi 'Effect' Jadi Alasan PAN Dukung Gibran-Teguh di Pilkada Solo

Dihubungi terpisah, Ketua Majelis Pertimbangan Daerah PKS Solo Budhi Hartanto mengaku, peluang Putri diusung oleh partainya tetap ada. Kendati hingga saat ini PKS belum menjatuhkan pilihannya kepada Putri.

Sebab, kata Budhi, Putri harus bisa membuktikan diri sebagai sosok yang bisa diterima oleh partai koalisi jika nantinya sudah terbentuk. Jika nama dan sosok Putri sudah bisa diterima masing-masing partai koalisi, maka langkah selanjutnya tinggal memanaskan mesin partai saja.

"Dengan kata lain bisakah mbak Putri menembus rekomendasi di DPP masing-masing partai. Ibarat mobil, biar powerfull cubical centimeter (cc)-nya harus besar," kata Budhi kepada era.id, Senin (27/7/2020).

Budhi mengatakan, saat ini PKS Solo terus menjalin komunikasi dengan sejumlah parpol yang dinilai bisa diajak berkoalisi untuk memunculkan pasangan pesaing bagi Gibran dan Teguh. Dia mengaku pihaknya di Solo masih aktif melobi Gerindra, Golkar, dan PAN untuk menjadi koalisi di Pilkada 2020.

Sebab, tak bisa dipungkiri, meskipun PKS menjadi partai pemilik kursi terbanyak ke dua di DPRD Solo, namun jumlahnya tak cukup untuk mengusung pasangan calon.

Untuk diketahui, dari 45 kursi DPRD Kota Solo, PDIP menguasai 30 kursi. Di posisi kedua ada PKS, disusul Partai Golkar, Partai Gerindra, dan Partai Amanat Nasional dengan masing-masing 3 kursi, serta 1 kursi terakhir dipegang oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Sementara syarat untuk mengusung pasangan calon di Pilkada 2020 minimal harus memiliki sembilan kursi.

"Untuk maju kan harus ada sembilan kursi, PKS baru lima kursi," kata Budhi.

Sebelumnya, Presiden PKS Sohibul Iman sempat mengadakan pertemuan dengan para petinggi Partai Demokrat pada Jumat (24/7/2020). Salah satu agenda pembicarannya adalah soal Pilkada Solo 2020.

Meskipun nampak tertarik mengajak Demokrat untuk berkoalisi, Sohibul cukup kaget mendapati kenyataan bahwa partai besutan Agus Harimurti Yudhoyono itu tak memiliki kursi di DPRD Solo. Sehingga belum bisa dipastikan apakah keinginan tersebut dapat terwujud atau tidak.

"Saya juga baru tahu tadi, ternyata Demokrat tidak punya kursi di Solo. Jadi, Demorkat tidak bisa berbicara mengusung atau tidak," kata Sohibul.