Bentrok di Jalanan Beirut, Demonstran Lempari Polisi dengan Batu

ERA.id - Usai masa berkabung tiga hari, warga Beirut turun ke jalanan yang masih dipenuhi puing-puing bangunan. Selama akhir pekan lalu (8-9/8/2020) mereka memprotes pemerintahan PM Hassan Diab yang diindikasi korup dan bertanggung jawab atas insiden ledakan di Pelabuhan Beirut Selasa lalu.

Minggu sore lalu ratusan demonstran memasuki hari kedua aksi memprotes pemerintahan Lebanon. Mereka bergerak mendekat ke gedung parlemen dan melempari polisi dengan batu. Hal ini lantas dibalas polisi dengan semprotan gas air mata.

Demonstrasi akhir pekan lalu mengecam elit politik Lebanon yang mengakibatkan negara itu tercekik krisis ekonomi dan politik.

"Kami ingin menghancurkan dan menghabisi pemerintahan ini. Mereka tidak memberi kami pekerjaan maupun hak-hak kami," kata Nissan Ghrawi, seorang pemuda 19 tahun yang tengah kehilangan pekerjaan, seperti dikutip oleh Al-Jazeera.

Pada Sabtu lalu, lebih dari 728 orang demonstran mengalami luka-luka akibat bentrok dengan polisi huru-hara yang menggunakan gas air mata dan peluru tajam untuk membubarkan massa demonstran. Kala itu gelombang demonstran berhasil masuk ke sejumlah kantor kementerian.

"Siapkan tiang pancung, karena kemarahan kami tidak akan habis dalam satu hari," kata sebuah pesan yang banyak dibagikan di media sosial. Hal ini menggambarkan geramnya masyarakat Lebanon atas kelalaian pemerintah yang menyebabkan 2.750 ton metrik amonium nitrat meledak di Pelabuhan Beirut, (4/8/2020).

Investigasi terhadap insiden ledakan tersebut sejauh ini telah berakibat ditangkapnya 16 orang petugas otoritas pelabuhan Beirut. Mereka berperan "menangani penyimpanan, perlindungan dan pengurusan dokumen amonium nitrat" sejak 2014, seperti dikatakan Menteri Informasi Lebanon Manal Abdel Samad pada Kamis lalu.