Buntut Ledakan Beirut, Dua Menteri Lebanon Mundur
ERA.id - Dua menteri pemerintahan Lebanon mengundurkan diri pada Minggu (9/8/2020), beberapa hari pasca Beirut luluh lantak oleh ledakan berkekuatan 3,5 magnitudo dan demonstran turun ke jalan meminta lengsernya pemerintahan Lebanon yang dianggap "korup" dan "abai".
Menteri Informasi Manal Abdel Samad mengumumkan pengunduran dirinya pada pukul 8.42 pagi, Minggu waktu setempat, seperti diberitakan di Al Jazeera. Samad kecewa karena Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab gagal mendengarkan aspirasi warga Lebanon.
Dalam pernyataan singkat Kementerian Informasi, Samad mengaku berusaha menanggapi aksi protes yang sudah muncul sejak Oktober tahun lalu. "Namun, perubahan masih sulit dicapai," kata dia.
Beberapa jam kemudian, pada pukul 19.32 waktu setempat, giliran Menteri Lingkungan Damianos Kattar mengumumkan pengunduran dirinya.
"Dalam kondisi bencana yang sangat dahsyat ini... Saya telah mengirimkan surat pengunduran saya dari pemerintahan," kata Kattar, sambil menambahkan bahwa ia putus asa pada pemerintahan yang "mandul" dan menyia-nyiakan beberapa kesempatan.
Pengunduran diri dari dua staf makin mendesak pemerintahan Perdana Menteri Hassan Diab untuk melakukan reformasi pemerintahan. Hal ini juga disuarakan oleh sebuah komite internasional yang menyatakan tak akan mencairkan sepeserpun dana kemanusiaan sebesar 300 juta dolar AS (Rp4,37 triliun) bila pemerintahan Lebanon tidak memenuhi aspirasi reformasi politik dan ekonomi yang diminta rakyat Lebanon, seperti diberitakan oleh Associated Press, Senin (10/8/2020).
Kondisi Lebanon sedang sangat payah beberapa bulan terakhir. Maret lalu, pemerintahan Lebanon, yang didukung kelompok Hezbollah dan beberapa sekutunya, mengumumkan bangkrut. Nilai mata uang lira anjlok hingga 160% terhadap dolar AS. Harga barang-barang naik beberapa kali lipat. Lantas, ledakan di Pelabuhan Beirut pada Selasa (4/8/2020) menyebabkan 300 ribu warga kehilangan tempat tinggal.
Sementara itu, protes terus dilancarkan oleh warga Lebanon pada Sabtu dan Minggu lalu. Demonstran melempar batu ke arah polisi yang menjaga gedung parlemen Lebanon.
"Kami ingin menghancurkan dan menghabisi pemerintahan ini. Mereka tidak memberi kami pekerjaan maupun hak-hak kami," kata Nissan Ghrawi, demonstran berusia 19 tahun yang tengah tidak memiliki pekerjaan, seperti dikutip Al-Jazeera.
Konstitusi Lebanon mensyaratkan jika tujuh dari 20 menteri mengundurkan diri, Kabinet pemerintahan harus lengser dan menjalankan pemerintahan sampai terpilihnya kabinet baru. Total sudah ada 3 menteri kabinet PM Hassan Diab yang mengundurkan diri. Selain kedua menteri di atas, Menteri Luar Negeri Nassif Hitti telah mengundurkan diri lebih dulu Senin pekan lalu.