Ibu Tiri Zumi Zola Maju di Pilgub Jambi, Ikuti Jejak Anak dan Suami?
ERA.id - PDI Perjuangan kembali mengumumkan puluhan pasangan calon kepala daerah yang akan berlaga di Pilkada 2020. Di pengumuman gelombong keempat ini terdapat empat pasangan calon gubernur-wakil gubernur dan 58 pasangan calon kepala daerah (Cakada) tingkat kabupaten/kota.
Salah satu nama yang cukup mencuri perhatian adalah Ratu Munawaroh yang mencalonkan diri sebagai wakil gubernur Jambi. Ia berpasangan dengan Cek Endra sebagai calon Gubernur. Ratu Munawaroh merupakan istri almarhum Zulkufli Nurdin, mantan Gubernur Jambi dua periode dan ibu tiri Zumi Zola, mantan Gubernur Jambi yang tersandung kasus korupsi.
Dari informasi yang dihimpun, Ratu Munawaroh pun telah menjadi kader PDIP. Sebelumnya ia merupakan kader PAN. Menariknya, Cek Endra-Ratu Munawaroh pertama kali mendaftar bakal calon melalui PAN.
"Di tingkat provinsi dari yang sudah diumumkan, Calon Gubernur ada dua yang dari kader, dan calon wakil gubernur ada tiga orang," ujar Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dalam konfrensi pers daring, Jumat (28/8/2020).
Terkait dengan rekam jejak Ratu Munawaroh yang berpotensi menimbulkan isu politik dinasti dan dikaitkan dengan kasus korupasi sang anak, Hasto memastikan PDIP sangat tegas terhadap hal tersebut.
PDIP, kata Hasto, tidak pernah memberikan toleransi terhadap koruptor. Komitemen itu juga dilakukan dengan mengundang KPK untuk memberikan materi dalam sekolah partai yang digelar partainya untuk para cakada.
"Agar kecenderungan terjadinya penyalahgunaan kekuasaan di tengah-tengah demokrasi yang liberal ini tidak dapat terjadi," kata Hasto.
Selain itu, kata Hasto, PDIP juga menjalin kerja sama dengan beberapa psikolog untuk melihat adanya kecenderungan perubahan karakter pada cakada ketika nanti terpilih.
Menurutnya, hal ini penting, sebab PDIP tak mau memiliki kepala daerah yang hanya haus kekuasaan atau gampang tergoda saat memegang kekuasaan.
"Jadi kami sangat serius melakukan berbagai pendekatan yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah melalui sekolah partai, melalui psikotes agar penyalahgunaan tidak terjadi," pungkasnya.