Pemerintah Upayakan Berbagai Skema Akses Vaksin COVID-19
ERA.id - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan pemerintah terus berupaya mendapatkan vaksin COVID-19 dengan berbagai skema, mengingat pandemi global tersebut hingga saat ini belum berakhir.
"Pemerintah sedang mengupayakan akses atas vaksin COVID-19 melalui berbagai skema," ujar Terawan saat menghadiri acara penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara pemerintah dan UNICEF terkait pengadaan vaksin umum dan vaksin COVID-19 di Jakarta, Rabu (16/9/2020).
Terawan mengatakan vaksin COVID-19 sangat penting, karena saat ini pandemi masih terjadi dan menimbulkan dampak global di dunia. Saat ini, kata Terawan, secara global sudah ada 29 juta orang yang terjangkit COVID-19 dengan jumlah kematian 926.544 orang per Selasa, 15 September 2020. Sedangkan di Indonesia saat ini jumlah kasus positif telah mencapai 225.090 orang dengan total angka kematian mencapai 8.965 orang.
Berdasarkan hal tersebut, pemerintah saat ini mengupayakan akses terhadap vaksin COVID-19 melalui berbagai skema. Skema tersebut melalui COVAX Facility yang merupakan bagian dari aliansi vaksin GAVI. Selain itu, vaksin ini juga berusaha didapatkan Indonesia dari ACT Accelerator yang dipimpin oleh The Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI).
Terawan berharap dengan penandatanganan nota kesepahaman tersebut, maka Indonesia dan UNICEF dapat bekerja sama. Apalagi, peran Unicef dalam COVAX Facility sangat penting.
"Unicef dan mitranya berkomitmen kepada negara-negara yang telah bergabung dalam COVAX termasuk Indonesia untuk mengadakan dan memberikan vaksin COVID-19 yang aman, efektif, secara cepat, dan dalam skala besar," kata Terawan.
Sementara, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyambut baik penandatanganan nota kesepahaman antara Kemenkes dan UNICEF terkait vaksin COVID-19 yang akan menjadi persiapan pengadaan dan mekanisme pendistribusian vaksin ke depan.
Retno menegaskan, pendistribusian vaksin ini menjadi penting, sebab sejak awal pandemi terjadi, Indonesia selalu menekankan pentingnya vaksin yang setara, aman, dan dengan harga terjangkau. Selain itu, lewat berbagai langkah, Indonesia telah berupaya mengadakan vaksin termasuk melalui jalur bilateral ataupun multilateral.
"Indonesia aktif dalam pembahasan akses ini dan Indonesia telah ditetapkan sebagai salah satu negara yang memenuhi syarat sebagai negara yang advance market commitment (AMC) GAVI COVAX Facility," kata Retno.
Sehingga nantinya, Indonesia akan memperoleh vaksin sebesar 20 persen dari jumlah penduduk dan bantuan keringanan financial melalui mekanisme Official Development Assistant.
"Perkiraan kami vaksin melalui jalur multirateral ini akan tersedia pada tahun 2021. Dengan adanya bantuan financial ODA maka diharapkan harga vaksin akan lebih murah dibandingkan mekanisme yang lain," pungkasnya.