Jimi Hendrix 'Bercinta' di Festival Musik Woodstock 1969
ERA.id - Pada pukul 9:00, dengan baju rumbai dan ikat kepala warna merah yang memberi aksen pada rambut afro-nya, legenda gitar Jimi Hendrix naik ke panggung Festival Musik Woodstock di New York dan langsung menggeber musik selama 2 jam tanpa putus.
Pagi itu, 18 Agustus 1969, ia tidak hanya memainkan lagu kebangsaan AS "Star Spangled Banner" yang ikonik, namun, juga menutup gelaran Festival Woodstock 1969 yang akan dikenal dalam sejarah sebagai "festival musik paling mahsyur sepanjang masa".
Dalam konser musim panas 1969 itu, tidak seperti biasanya Jimi Hendrix, gitaris kidal asal Seattle yang kondang oleh perpaduan musik fuzz lewat gitar listriknya, tidak bermain bersama trio The Jimi Hendrix Experience. Namun ia justru tampil dalam format besar band bernama Gypsy Suns and Rainbows.
Hendrix saat itu membawa beberapa musisi yang ia kenal di awal karirnya, yaitu basis Billy Cox dan gitaris Larry Lee, juga drummer Mitch Mitchell, dan dua penabuh perkusi yang salah satunya adalah perkusionis kulit hitam Juma Sultan.
Dalam perkenalannya, Hendrix berkata:
"Kami mau terus terang saja. Kami sudah capek dengan Experience... Jadi kami memutuskan untuk merombak semuanya, dan band ini kami beri nama Gypsy Sun and Rainbows. Atau pendeknya, kami adalah Band of Gypsys (sekumpulan orang Gipsi)."
Hendrix saat itu berbicara di depan ribuan anak muda yang tengah diliputi euforia akibat 3 hari (15-17 Agustus 1969) penuh musik, rock 'n roll, dan kegembiraan psikedelik yang meluap-luap. Festival Woodstock yang semula merupakan festival musik dan seni biasa telah berubah menjadi perayaan dan perlawanan atas tatanan sosial AS di era 1960an.
Betel Bukan Vietnam
Dekade 60an di Amerika Serikat memang dikenal sebagai era yang radikal dalam hal pemajuan hak-hak sipil. Aksi protes feminisme dan hak warga kulit hitam memuncak di dekade ini.Hari-hari diisi oleh unjuk rasa dan kericuhan. Masyarakat terpecah karena urusan warna kulit dan lain-lain.
Tahun 1969 itu Amerika Serikat juga sudah lebih dari tiga tahun terlibat dalam Perang Vietnam yang kontroversial. Generasi muda menolak keterlibatan itu karena dianggap tak masuk akal, hingga melahirkan slogan "Make Love, Not War" yang masih dikenal sampai sekarang. Di sisi lain, generasi muda AS lambat-laun tertarik dalam gaya hidup hippies yang gila musik rock 'n roll dan konsumsi LSD.
Tak mengherankan bahwa Woodstock, yang diselenggarakan di sebuah lahan pertanian seluas 600 are di Betel, New York, menarik banyak orang. Kabarnya, 60 ribu orang sudah hadir, dan mendirikan kemah di lokasi konser, dua hari sebelum Woodstock dimulai. Pada tanggal 15 Agustus, 1969, jalanan macet karena mobil yang berjubel, sampai-sampai para musisi harus didatangkan menggunakan helikopter.
Dengan cepat 100.000 tiket ludes terjual ke para penonton yang ingin menyaksikan para musisi-musisi dunia seperti Jefferson Airplane, the Grateful Dead, the Who, Janis Joplin and Cosby, Stills, Nash & Young, dan Jimi Hendrix. Diperkirakan total ada setengah juta orang yang hadir menyaksikan konser bersejarah itu.
Aksi Magis Jimi Hendrix
Untuk Jimi Hendrix sendiri, situasi menjadi spesial. Festival Musik Woodstock saat itu dijadwalkan akan berlangsung selama 3 hari, siang dan malam. Namun cuaca buruk menerpa kawasan tersebut.
Jimi Hendrix dijadwalkan untuk bermain pada hari ketiga, 18 Agustus 1969. Namun, saat itu hujan terus turun dan panitia memutuskan untuk menunda jadwal manggung sejumlah musisi.
Pada tahun itu, ketenaran Hendrix sudah mendunia dan ia sudah biasa menjadi jajaran musisi yang menjadi aksi penutup suatu konser. Dengan kondisi yang agak berbeda, Hendrix ditawari panitia untuk bermain lebih awal pada tengah malam, namun, ia menolak. Ia masih ingin menjadi musisi penutup Woodstock. Ia pun baru tampil keesokan harinya, pukul 9 pagi, hari Senin.
Banyak sejarawan musik dan fans Jimi Hendrix mencatat bahwa ketika ia tampil, penonton Woodstock telah berkurang menjadi 25.000 orang saja. Banyak fans yang hanya sempat melihat band Gypsy Sun bersiap-siap, namun, harus meninggalkan venue karena perlu kembali ke sekolah atau bekerja. Namun, itu terbukti tak masalah bagi Jimi Hendrix dan kawan-kawan.
Jimi Hendrix melakukan salah satu penampilan terbaiknya kala itu. Seorang sejarawan yang mempelajari kehidupan Jimi Hendrix, Joel Brattin, mengatakan bahwa penampilan Hendrix dan band-nya tiba-tiba menjadi sangat keren di atas panggung Woodstock.
"Jika Anda mendengarkan rekaman latihan dan penampilan mereka sebelumnya, Anda tak akan menyangka bahwa penampilan mereka di Woodstock akan jadi sangat bagus," kata Brattin. "Apresiasi harus diberikan pada Hendrix dan karismanya di atas panggung."
Beberapa lagu dimainkan Hendrix sebagai satu rangkaian. Salah satunya adalah lagu kebangsaan Amerika Serikat 'The Star Spangled Banner' yang menutup medley dari lagu Voodoo Child, Purple Haze, serta satu sesi improvisasi gitar sepanjang lima menit.
Saking memukaunya, interpretasi Hendrix atas lagu kebangsaan AS selama konser Woodstock 1969 bahkan diabadikan dalam museum Hall of Fame Grammy sejak tahun 2008.
Pada pagi hari Senin, 18 Agustus, itu, dengan turunnya Jimi Hendrix dari panggung, maka konser Woodstock 1969 secara formal telah selesai. Itu menjadi akhir dari empat hari yang bersejarah bagi Jimi Hendrix dan generasi muda Amerika Serikat, yang membuktikan bahwa mereka bisa duduk saling bersisian, menikmati musik dalam damai dan persahabatan.
Make love, not war.