Indonesia Masuki Masa Kritis 3 Bulan ke Depan, Luhut Beberkan Strateginya
ERA.id - Wakil Ketua Kebijakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemilihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, tiga bulan ke depan merupakan masa kritis bagi Indonesia untuk menangani pandemi COVID-19. Sementara itu, penyebaran virus korona belum terlihat akan mereda.
Luhut bilang, angka kasus COVID-19 tak bisa ditekan sepenuhnya sebab vaksin belum tersedia.
"Sebenarnya critical time kita 2-3 bulan ke depan sambil mulai vaksin ini jalan. Jadi vaksin ini mulai jalan, kita harapkan Desember awal sudah terus ke depan," ujar Luhut saat konferensi pers secara daring pada Jumat (18/9/2020).
Untuk itu, Luhut mengaku memiliki beberapa strategi untuk menekan jumlah kasus COVID-19 dalam dua pekan, khususnya di sembilan provinsi di Indonesia yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi, Bali, Sumatera Utara, dan Papua.
Pertama, mempercepat perubahan perilaku masyarakat untuk melaksanakan protokol kesehatan. Kedua, menekan penambahan kasus harian.
"Ketiga, peningkatan recovery rate. Keempat, penurunan mortality rate. Kelima, penurunan mortality cases," kata Luhut.
Lebih lanjut, Luhut mengatakan, pemerintah akan terus memperhatikan keseimbangan antara ketatnya pencegahan COVID-19 dengan ekonomi yang bergerak.
Menurut dia, hal ini memang tidak mudah. Namun dia meyakini jika semua mau bekerja bersama, bukan tak mungkin hal tersebut bisa dilakukan.
"Saya mengingatkan bahwa kunci utama penanganan COVID-19 itu adalah koordinasi yang baik dan disiplin kesehatan (yang) kuat," kata Luhut.
Tanpa adanya disiplin, aturan, dan implementasi terhadap kebijakan yang sudah dibuat, maka apapun yang dilakukan tidak akan menimbulkan hasil maksimal. Sehingga, dia berharap semua pihak kini harus bekerja sama dengan kompak terutama untuk mengendalikan pandemi ini.
Dengan begitu, Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi ini berharap, Indonesia sudah bisa keluar dari masa kritis pada bulan Januari mendatang, seiring dengan adanya vaksin yang rencananya selesai akhir tahun ini.
"Tapi kita semua kompak. Tidak boleh salah menyalahkan, tidak boleh merasa paling benar sendiri, terus menuduh sana menuduh sini. Enggak perlu. Tenang saja kita akan selesaikan dengan baik," ucapnya.
Lebih lanjut, dia juga meminta agar masyarakat bisa proaktif terhadap keadaannya sendiri. Bahkan bila mengalami gejala seringan apapun, yang mirip dengan gejala terpapar COVID-19 seperti batuk, sesak, demam, maupun gejala lainnya, masyarakat dapat segera mendatangi fasilitas kesehatan.
"Segera masuk ke dokter untuk dilakukan pengecekan," pungkasnya.