Megawati Sebut Milenial Merusak saat Demo, Aktivis Singgung Orba dan 'Kudatuli'

ERA.id - Para aktivis aksi tolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) menanggapi sindirian Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri kepada kaum milenial.

Megawati sebelumnya mengkritik aksi demonstrasi yang diinisiasi mahasiswa dengan menanyakan kontribusi anak muda untuk bangsa dan negara. Presiden RI kelima ini juga menyinggung unjuk rasa itu hanya membuat ricuh dan merusak fasilitas umum.

Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati membalas pernyataan tersebut. Menurutnya, tanpa demontrasi Orde Baru tidak akan tumbang.

"Kalau tidak ada demonstrasi, Orde Baru yang membunuh banyak orang enggak akan tumbang," ujar Asfinawati saat dihubungi ERA.id, Jumat (30/10/2020).

Dia juga menyinggung soal penyerangan kantor PDI tahun 1996 dan sejumlah kerusuhan di tahun 1998 atau peristiwa Kerusuhan dua puluh tujuh Juli (Kudatuli) yang menelan banyak korban. Dia menegaskan, banyaknya korban dan rusaknya fasilitas umum justru didalangi pemerintah yang berkuasa saat itu, bukan dari barisan aksi massa.

"Orba kan berada d balik penyerangan kantor PDI di tahun 96. Saat 96 itu kan banyak korban," katanya.

Berkaca dari hal tersebut, Asfina menyebut pemerintah saat ini menggunakan logika yang melompat dan mengeneralisir setiap aksi unjuk rasa kerap berujung kerusuhan.

Padahal, kata dia, tak semua peserta demontrasi berniat melakukan kekerasa apalagi sampai melakukan vandalistis.

"Ada logika melompat dan menggeneralisir kalau demo kerap berujung kerusuhan dan yang merusak pasti yang berdemonstrasi. Padahal banyak sekali orang berdemonstrasi dan tidak melakukan kekerasan," papar Asfina.

Sementara Ketua Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) yang juga Juru Bicara Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) Nining Elitos tak sepakat jika gerakan para milenial dipandang sebelah mata.

Menurutnya, gelombang aksi yang dimotori mahasiswa dan anak muda tidak bisa terlepas dari kepentingan generasi kedepan. Nining berharap, gerakan para generasi milenial ini jangan pernah diremehkan. Sebab kemerdekaan Indonesia saat ini tidak terlepas dari sumbangsih anak-anak muda.

"Justru kita harus mengajarkan pemuda, harus memiliki kecerdasan, keberanian dan pengetahuan bagaimana mempertahankan bagaimna agar bangsa kita tidak dijajah, agar rakyat Indonesia tidak dijajah," ujar Nining, Rabu (28/10/2020).

Dikutip dari tayangan Mata Najwa, Rabu (28/10), Ketua BEM Universitas Negeri Yogyakarta Bayu Septian mengatakan, sudah banyak kontribusi dan sumbangsih generasi muda untuk bangsa dan negara.

Menurutnya, pernyataan Megawati itu jangan hanya fokus pata vandalisme yang terjadi dan menutup mata pada banyaknya aksi unjuk rasa yang berjalan dengan damai. "Sumbangsih kita dari berbagai macam bidang," kata Bayu.