Mana yang Lebih Menguntungkan Indonesia, Trump atau Bidden? Ini Pandangan SBY
ERA.id - Politik Amerika Serikat memanas seiring dengan Pemilihan Presiden antara Donald Trump dan Joe Bidden. Menanggapi isu politik internasional itu, Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut angkat bicara. Khususnya dalam kaitan bagi hubungan bilateral Indonesia dan Amerika Serikat.
Terlepas dari pro kontra pendukung dan pemilihan dua kandidat Presiden Amerika Serikat tersebut, SBY mengatakan hubungan bilateral Indonesia-Amerika Serikat tidak akan terganggu. Kerja sama dalam berbagai sektor penting pun tetap akan terjalin.
"Saya harus mengatakan bahwa siapa pun presidennya, agenda kerja sama bilateral Indonesia-Amerika Serikat itu tetap luas dan mencakup sektor-sektor penting bagi kedua negara. Misalnya, kerja sama di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, teknologi, pertahanan dan keamanan, serta kerja sama bilateral di forum internasional," ujar SBY melalui keterangan tertulis, Jumat (30/10/2020).
SBY bilang, berdasarkan pengalamannya saat bekerja sama dengan Presiden George Bush dan Presiden Barack Obama kepentingan Indonesia masih dapat tercapai.
"Karenanya, sejalan dengan apa yang saya ketahui dan alami itu, kita akan punya peluang yang sama apakah Amerika dipimpin oleh Trump ataupun Biden," kata SBY.
Selain itu, berdasarkan pengalamnya saat masih menjabat sebagai Presiden RI, baik kubu Partai Republik mau pun Partai Demokrat di Amerika Serikat memiliki pendapat yang tak jauh berbeda terkait hubungan luar negeri.
Karenanya, dia kurang sependapat jika ada yang mengatakan Trump akan lebih menguntungkan dibandingkan Bidden jika menjadi Presiden Amerika Serikat, dan juga sebaliknya.
"Dapatlah disimpulkan bahwa hubungan bilateral Indonesia-Amerika tidak semata-mata ditentukan oleh dari partai mana Presiden Amerika berasal," kata SBY.
Menurutnya, siapa pun nanti yang menjadi Presiden Amerika Serikat maka posisi Indonesia harus tetap pada prinsip saling menghormati dan saling menguntungkan, harus tetap bisa menjaga dan meningkatkan hubungan dan kerja sama bilateral dengan Amerika di masa depan.
"Di abad 21 ini, tak ada negara yang boleh bersikap menguasai dan hegemonik terhadap negara lain. Kesetaraan dan kemitraan menjadi norma dan semangat baru dalam hubungan antar bangsa," pungkasnya.