Ini Cara TikTok Beri Perhatian ke Penderita Epilepsi
ERA.id - TikTok berencana menambahkan fitur baru untuk menghindarkan penderita epilepsi menonton konten bersifat fotosensitif, yang bisa memicu kejang dan membahayakan keselamatan mereka.
Seperti diberitakan di The Verge, Selasa (24/11/2020), platform berbagi video singkat itu sebenarnya sudah menotifikasi para kreator bila video mereka memuat efek fotosensitif yang memicu kejang pada sejumlah penderita epilepsi.
Namun, pembaruan terbaru platform tersebut juga mempersilakan pengguna untuk tidak melihat konten-konten semacam itu. TikTok juga bakal menambahkan tombol khusus untuk mengatur penampilan konten semacam itu.
Jumlah penderita epilepsi di tiap negara saat ini cukup menjadi perhatian. The Epilepsy Foundation of America, contohnya, memperkirakan bahwa 1 dari 26 warga AS diprediksi akan mengidap epilepsi pada suatu saat nanti, sementara sepersepuluh penderita epilepsi bisa mengalami kejang.
Konten video yang memuat kejutan bias cahaya dan warna adalah efek visual yang bisa memicu kejang, sehingga TikTok berkeyakinan bahwa tiap penderita penyakit syaraf ini perlu mampu mengontrol konten visual seperti apa yang hendak mereka tonton.
"Meski populasi warga yang menderita epilepsi jumlahnya kecil, dampaknya (dari fitur baru TikTok) bisa sangat serius," kata Laura Thrail, presiden dan direktur eksekutif dari the Epilepsy Foundation.
"TikTok hebat karena mau menyikapi masalah ini dan membuat perubahan dalam platform mereka sehingga orang-orang di dalam komunitas epilepsi kami bisa merasa terlindungi saat menikmati konten di TikTok."
TikTok menyatakan juga tengah berkolaborasi dengan organisasi pemerhati epilepsi di Eropa, Jepang, dan Korea Selatan untuk mendapatkan tanggapan tentang bagaimana membuat aplikasi media sosial tersebut lebih aman bagi siapapun.
Fitur tombol konten visual sensitif ini akan tersedia "dalam beberapa pekan ke depan", kata pihak TikTok.