Soal Susi Pudjiastuti 'Come Back' ke Kabinet, Pengamat: Peluangnya Tidak Besar

ERA.id - Sejak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meringkus dan menetapkan Edhy Prabowo sebagai tersangka korupsi dugaan suap ekspor benih lobster atau benur, nama Susi Pudjiastuti kembali disebut-sebut di media sosial. Bahkan kata kunci 'Bu Susi' sempat menjadi trending topic di Twitter.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo menunjuk kader Gerindra Edhy Prabowo untuk menggantikan posisi Susi Pudjiastuti sebagai menteri kelautan dan perikanan (KP) pada 2019 lalu. Setelah terbukti korupsi, Edhy mengumumkan mengundurkan diri dari menteri KP. Lantas, adakah peluang Susi kembali menduduki kursi menteri?

Peneliti Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Aisah Putri Budiarti menilai Susi memiliki peluang untuk menggantikan Edhy jika publik terus mengangkat namanya di media sosial. Namun, peluang itu masih sangat tipis bila melihat keputusan Jokowi saat mengumumkan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju tahun lalu.

"Jika publik terus mengangkat nama Susi di ruang publik dan media, maka bisa jadi ada peluang Bu Susi masuk menjadi salah satu nama menteri pengganti Edhy Prabowo. Tetapi jika melihat pengalaman saat pemilihan menteri di akhir tahun lalu, maka saya duga peluangnya tidak besar," ujar Putri saat dihungi, Sabtu (28/11/2020).

Putri mengatakan, Jokowi tidak mungkin mengganti Susi dengan menaruh Edhy di Kementerian Kelautan dan Perikanan jika sosok Susi masih dibutuhkannya dan cara kerjanya saat menjabat sebagai menteri KP dianggap cocok. Apalagi, kata Putri, sebenarnya Jokowi termasuk presiden yang paling menjaga orang-orang terdekatnya dan cocok dengan pola kerjanya.

"(Kalau cocok) maka sudah sejak awal pasti Bu Susi lah yang menjadi menteri kelautan dan perikanan, atau menempatkan kembali ke dalam kabinet baik itu untuk posisi yang sama atau tidak," kata Putri.

Sementara pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai posisi menteri KP yang akan menggantikan Edhy tetap diberikan kepada kader Partai Gerindra. Kalau pun bukan untuk Gerindra lagi, maka akan diberikan kepada partai politik pendukungnya yang lain.

Sedangkan kesempatan jabatan menteri KP diisi dari kalangan profesional, kata Ujang, peluangnya tidak besar. Sebab, bagi-bagi jatah di dalam kabinet bersifat politik.

"Ini soal politik, maka bisa saja, pengganti Edhy Prabowo bisa dari partai lain. Di politik tak ada yang akan mau legowo. Jatah ya jatah. Jika diambil atau diberikan ke orang. Pasti akan membuat perhitungan," kata ujang, Sabtu (28/11/2020).

Artinya, kata Ujang, peluang Susi kembali menempati jabatan menteri KP pun tidak besar. Lagi pula menurutnya, jika Jokowi suka dengan kinerja ataupun sosok Susi, pastilah sejak awal pembentukan Kabinet Indonesia Maju namanya tidak diganti. Sama seperti Jokowi tetap mempertahankan Menteri Keuangan Sri Mulyani di periode kedua ini

"Soal Ibu Susi, walaupun dapat dukungan publik besar, namun sepertinya Jokowi tak akan memilihnya. Kalau bu Susi dipilih, kemarin tak diganti dan dipertahankan Jokowi. Seperti Sri Mulyani," kata Ujang.