Kenapa Striker Antoine Griezmann Memutus Kontrak dengan Huawei?
ERA.id - Penyerang tim Barcelona FC dan anggota timnas Prancis Antoine Griezmann telah mengumumkan tidak lagi melanjutkan kontrak sponsor dengan raksasa teknologi China Huawei. Ia memprotes hubungan perusahaan tersebut dalam operasi persekusi yang mengorbankan kelompok etnis Uighur di Provinsi Xinjiang, China.
Griezmann menyatakan berhenti sebagai brand ambassador Huawei pada Kamis, (10/12/2020). Lewat posting Instagram, ia mengaku membuat keputusan itu berdasarkan sejumlah laporan bahwa Huawei ikut mengembangkan aplikasi pengawasan untuk warga Uighur.
"Menyusul kuatnya dugaan bahwa Huawei telah terlibat dalam pengembangan 'Uighurs alert' lewat perangkat lunak pemindai wajah, saya saat ini juga akan mengakhiri kerja sama saya dengan perusahaan tersebut," tulis Griezmann.
"Lewat ini saya juga mengajak Huawei untuk tidak sekadar menepis tuduhan itu, namun, juga mengambil langkah selekas mungkin untuk mengutuk persekusi masal tersebut dan menggunakan pengaruh mereka agar hak asasi pria dan wanita (Uighur) makin dihormati di masyarakat."
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan lebih dari satu juta Muslim Turk, kebanyakan dari mereka beretnis Uighur, saat ini telah ditahan di kamp-kamp di Provinsi Xinjiang.
Sebuah firma riset siber di Amerika Serikat, IPVM, pada Selasa lalu mempublikasikan laporan bahwa Huawei terlibat dalam pengembangan perangkat lunak pemindaian wajah (facial recognition) bersama pemerintah China. Software ini nantinya bisa mengirim sinyal ke polisi setempat bila menemukan keberadaan warga beretnis Uighur.
Griezmann, kini berusia 29 tahun dan menjadi salah satu pemain inti timnas Prancis, telah menjadi brand ambassador Huawei sejak tahun 2017.
Simon Chadwick, profesor di Eurasian Sports Industry, mengatakan pada Al Jazeera bahwa pemutusan kontrak oleh seorang atlit terhadap perusahaan China, seperti yang dilakukan Griezmann, "belum pernah terjadi sebelumnya." Ia mengatakan bahwa tindakan Griezmaan "sangat signifikan" karena China selama ini telah menjadi sumber pemasukan tinggi, "tak hanya bagi individu atau atlit, namun, juga klub-klub olah raga di Eropa."