ERA.id - Wakil pemerintahan negara-negara di dunia dan sejumlah organisasi kemanusiaan yang berkumpul di Forum Perdamaian Paris, Kamis (12/11/2020) sepakat akan mengumpulkan dana 500 juta dolar AS (Rp7,02 triliun) untuk mendanai riset tentang virus korona baru.
Forum tahunan yang dihadiri oleh kepala-kepala negara dan pemilik yayasan amal dunia ini mengatakan bahwa dana akan dihimpun lewat program ACT-Accelerator, yaitu program yang bertujuan untuk membuka akses global terhadap alat tes, obat, dan vaksin COVID-19.
Program ACT-Accelerator adalah inisiatif dari Badan Kesehatan Dunia, the Bill and Melinda Gates Foundation, the Wellcome Trust, Uni Eropa, Prancis, Jerman, dan negara serta organisasi lainnya.
Prancis sendiri berkomitmen menyumbang 100 juta euro (Rp1,66 triliun), sementara Spanyol akan menyumbang 50 juta euro (Rp828,4 miliar). Pemerintah Inggris menyatakan akan menambahkan 1,32 dolar AS untuk tiap 4 dolar AS yang dikumpulkan inisiatif tersebut, seperti dilaporkan Al Jazeera, Kamis.
100 juta euro lainnya datang dari Uni Eropa. Yayasan amal milik Bill Gates dikabarkan akan menyumbang 70 juta dolar AS.
Dari total dana tersebut, program COVAX Advance Market Commitment (AMC) yang dipimpin oleh aliansi vaksin GAVI akan mendapat suntikan dana khusus sebesar 50 juta dolar AS. Sementara itu organisasi Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), yang saat ini turut mendanai program riset vaksin korona, akan mendapatkan dana khusus sebesar 20 juta dolar AS.
"Kami ingin memastikan bahwa setiap orang akan mendapatkan akses yang sama pada alat tes, obat, dan vaksin ketika semua itu tersedia nantinya, tak peduli di mana mereka tinggal," kata salah satu ketua Gates Foundation, Melinda Gates, lewat sebuah pernyataan.
"Salah satu tekad kami adalah untuk memastikan tersedianya sarana yang diperlukan dunia untuk menghadapi virus ini."
Meski saat ini belum ada satu pun kandidat vaksin COVID-19 yang dinyatakan lulus uji klinis tahap efikasi, beberapa nama tengah menjadi pembicaraan banyak khalayak karena dinilai cukup menjanjikan. Salah satunya vaksin dari Pfizer/BioNTech yang melaporkan tingkat efikasi di atas 90 persen.
Di saat yang sama, Serum Institute of India, produsen vaksin terbesar di dunia, kabarnya telah memproduksi 40 juta dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca. Perusahaan itu kabarnya juga siap memproduksi vaksin korona dari Novavax. Kedua vaksin COVID-19 ini saat ini sedang dicarikan lisensi penggunaan dari regulator terkait.