Appi-Rahman dengan Danny-Fatma Mesra, Pengamat: Semoga Berdamai dengan Pak JK
ERA.id - Danny Pomanto-Fatmawati Rusdi (Danny-Fatma) yang memenangi Pilkada Makassar 2020 lewat survei versi hitung cepat, jangan berpuas diri dulu. Alasannya, Danny masih harus menjalani proses hukum akibat ucapannya tentang Jusuf Kalla.
Proses hukum tersebut yakni dilapornya Danny oleh Solihin Kalla, anak Jusuf Kalla, karena dinilai telah mencemarkan nama baik JK lewat video rekaman suara yang belakangan diakui Danny.
Rekaman itu intinya berisi JK dituding menjadi aktor di balik penangkapan Menteri KKP non-aktif Edy Prabowo dalam kasus korupsi benih lobster, oleh KPK. Belakangan Danny mengaku, itu analisis biasa.
Mengukur langkah politik di Makassar, pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Makassar, Luhur A Priyanto mengaku tensi politik di Makassar akan membaik dari hari ke hari.
Mengapa? Sebab rival sengit Danny-Fatma, Appi-Rahman, sudah mengulurkan tangan untuk bersatu merajut keharmonisan demi Makassar yang lebih baik. Itu disampaikan oleh Appi dalam sebuah pidato singkatnya.
Di sana, ia memberi selamat kepada Danny-Fatma karena memenangi Pilkada Makassar versi hitung cepat. "Seiring dengan rekonsiliasi politik yang terjadi antara DP dan Appi, calon yang di-endorse Pak JK. Semoga tersedia solusi damai yang bermartabat," kata Luhur
Lantas bagaimana pengaruh Jusuf Kalla dalam perpolitikan Sulawesi Selatan? Luhur menilai, pengaruh JK tak bisa dimungkiri. Masyarakat Sulsel mengenal JK sebagai sosok yang pandangannya masih dibutuhkan. Bukan cuma Sulsel, melainkan dunia.
"Pak JK tokoh politik kebanggaan masyarakat Sulsel, pada umumnya. Kiprahnya (JK) sudah nasional dan mengglobal," cetusnya.
Meski begitu, dalam pandangan ideal Luhur, JK sudah semestinya tak dihubungkan lagi dalam konteks politik lokal. "Memang idealnya untuk urusan-urusan politik lokal, para kontestan tidak mendegradasi posisi Pak JK. Pak JK tidak diarahkan pada dukungan politik praktis."
Bagaimanakah jika terbuka jalan damai antara Danny Pomanto dan Jusuf Kalla? Luhur menghubungkannya dengan Pilgub Sulsel. "Di arena Pilgub 2018, peran JK sangat sentral dan terhormat sebagai otoritas politik etik dan moral yang dihormati seluruh kontestan. JK menampilkan ketokohan kulturalnya," pungkasnya.