Geliat Musik Rock di Indonesia

Jakarta, era.id - Menurut sejumlah data yang dirangkum tim redaksi, cikal bakal musik rock Indonesia tergurat sejak pertengahan era 50-an melalui kelompok musik Teruna Ria. Saat itu, mereka membawakan lagu Bengawan Solo dalam balutan blues 12 bar. 

Jenis musik yang disuguhkan Teruna Ria memang tidak murni rock. Karena saat itu, belum ada istilah yang tepat untuk mendeskripsikan jenis musik ini. Teruna Ria merupakan band 'hiburan' yang musiknya bertiup ke arah jazz namun kemudian dikenal sebagai pop. 

Band ini dibentuk Alwi Hoisein dan Oslan Husein di Jakarta bersama Khamid - yang pernah bermain dengan Eka Sapta - Idris Sardi, Ireng Maulana, dan Zaenal Arifin, leader dari Zaenal Combo yang saat ini tinggal di daerah terpencil antara Depok dan Citayam. Putra Zaenal adalah Didik, vokalis band grindcore Cosmix Vortex.

Pada akhir 60 dan 70-an musik rock baru benar-benar menggeliat. Diawali eksistensi The Tielman Brother di Surabaya, The Peels (Benny Soebardja, Soman Loebis, Boetje Garna), Sharkmove, Giant Step, dan Freedom of Rhapsodia lahir di Bandung. Lalu ada Yeah Yeah Boys di Malang, Big Man Robinson (Emmand Saleh, Idang Rasjidi) di Jakarta.

AKA yang lantas berubah menjadi SAS (minus Ucok Harahap) juga terbentuk di Surabaya. Lagu mereka yang berjudul Crazy Joe bahkan pernah merajai tangga lagu di radio-radio Australia pada 1972. Sementara di Belanda, Ludwig Lemans dan Achmad Albar baru saja menyemaikan benih-benih band God Bless.

Saat keduanya datang ke Indonesia, mereka membentuk band Crazy Wheels bersama Donny Fattah, Fuad Hasan dan Yockie Surjoprayogo. Setelah berganti nama menjadi God Bless, era baru musik rock di Indonesia mulai menyalak lantang. 

Sejak saat itu, musik rock di Indonesia bukan hanya menjadi selera setiap individu tetapi juga gaya hidup.  

Tag: album musik