Turki dan Brazil Sebut Vaksin Sinovac Manjur, Tapi Buktinya Meragukan
ERA.id - Pejabat kesehatan Turki mengumumkan pada pekan lalu (24/12/2020) bahwa vaksin Coronavirus Disease (COVID-19) buatan Sinovac memiliki tingkat kemanjuran 91,25 persen. Namun, klaim ini ditimpali dengan keragu-raguan oleh sejumlah pakar.
Seperti dilaporkan oleh koran The New York Times, meski melibatkan total 7.371 relawan, data tingkat kemanjuran vaksin itu hanya menggunakan 1.322 sampel. Itu pun tidak semuanya mendapat suntikan vaksin Sinovac: hanya 752 sampel yang berasal dari relawan penerima vaksin COVID-19 sungguhan, sisanya adalah sampel dari relawan penerima plasebo, atau suntikan pembanding yang tak berkhasiat apa-apa pada tubuh.
Dikutip oleh koran yang sama, Dr. Serhat Unal, pakar penyakit menular asal Turki, menyebutkan bahwa 26 relawan dari kelompok plasebo pada akhirnya terinfeksi COVID-19, dan ada tiga relawan dari kelompok penerima vaksin sungguhan yang terinfeksi. Ini yang lantas ia simpulkan sebagai tingkat kemanjuran 91,25 persen.
"Dengan ini kami yakin bahwa vaksin ini efektif dan aman diberikan kepada warga Turki," sebut Fahrettin Koca, menteri kesehatan Turki.
Namun, jumlah sampel yang terlalu sedikit dari uji klinis Sinovac menimbulkan keragu-raguan dari kalangan pakar. Pada prinsipnya, semakin banyak sampel yang dipakai, makin kuat pula validitas statistiknya. Bisa dibandingkan jumlah relawan Sinovac dengan relawan uji vaksin Pfizer dan BioNTech yang total berjumlah 36.523 orang.
Dalam kasus Pfizer, dari relawan sebanyak itu, 170 orang akhirnya terinfeksi COVID-19 namun hanya 8 orang saja dari kelompok relawan penerima vaksin sungguhan. Itu kenapa Pfizer meyakini tingkat kemanjuran 95 persen.
Sinovac belum merilis pernyataan publik mengenai uji vaksin di Turki. Mereka juga belum merespon konferensi pers di Brazil, Selasa, yang menyatakan kalau tingkat kemanjuran CoronaVac, produk vaksin korona Sinovac, hanya sekitar 50 persen saja.
Pejabat kesehatan Brazil juga belum merilis data uji vaksin Sinovac tersebut, mengatakan bahwa mereka terikat kontrak kerahasiaan dengan Sinovac. Dimas Covas, direktur Butantan Institute, organisasi yang menjalankan uji vaksin di Brazil, mengatakan bahwa pengumuman bersama dari Brazil dan Sinovac mungkin akan digelar dua pekan lagi.
Brazil dan Turki merupakan dua negara yang paling banyak memesan vaksin korona Sinovac. Pemerintah Federal Brazil dikabarkan sudah memesan 46 juta vaksin Sinovac.
Turki dikabarkan telah berjanji membeli 50 juta dosis vaksin COVID-19 buatan Sinovac. Dari angka tersebut, tiga juta dosis dijadwalkan tiba di Turki Senin ini, kata menkes Turki.