Otoritas Medis Brazil Nyatakan Vaksin Sinovac 78 Persen Efektif
ERA.id - Pejabat kesehatan negara bagian Sao Paulo menyatakan bahwa vaksin Coronavirus Disease (COVID-19) bernama CoronaVac, yang dibuat oleh perusahaan farmasi asal China Sinovac, 'sangat efektif' menangkal infeksi virus korona.
Dilaporkan oleh koran New York Times, Kamis (7/1/2021), tingkat kemanjuran vaksin Sinovac mencapai 78 persen.
Negara bagian Sao Paulo menjadi tempat uji klinis vaksin Sinovac. Pengujian dilakukan oleh Butantan Institute, sebuah lembaga riset medis terkemuka asal Brazil.
Hasil uji klinis di Brazil terus diamati oleh regulator dari berbagai negara karena pengujian di Negeri Samba melibatkan 12.476 relawan, atau yang terbanyak di antara sesi uji klinis fase 3 vaksin Sinovac di sejumlah negara. Indonesia, yang menyelenggarakan uji klinis vaksin Sinovac di Bandung, hanya melibatkan 1.620 relawan.
Pada 24 Desember, Turki telah mengumumkan bahwa vaksin Sinovac memiliki tingkat kemanjuran 91,25 persen, namun, ini didasarkan pada sampel uji klinis yang berjumlah terlalu sedikit. Selain itu, para peneliti yang terlibat dalam uji klinis di Turki enggan membuka secara transparan data uji klinis vaksin Sinovac, demikian dilaporkan New York Times.
Dimas Covas, direktur Butantan Institute, menolak membuka data mengenai uji klinis vaksin, termasuk berapa orang yang terinfeksi virus COVID-19 di antara kelompok penerima vaksin dan penerima plasebo, sebuah protokol standar dalam penentuan tingkat efikasi vaksin.
Ketika di luar negeri vaksin CoronaVac diujicobakan ke masyarakat luas, Dr. Covas mengatakan bahwa di Brazil relawan diambil dari kalangan tenaga kesehatan. Alasannya, mereka adalah kelompok yang paling rentan terinfeksi COVID-19 dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainnya.
"Vaksin ini menjalani pengujian yang berat," kata Dr. Covas, sembari menambahkan bahwa tidak ada relawan yang mengalami gejala efek samping serius atau sedang setelah vaksinasi CoronaVac.
Vaksin COVID-19 buatan Sinovac menggunakan bahan dasar virus inaktif yang merupakan teknologi konvensional dalam penciptaan vaksin modern. Bahan ini digunakan untuk memicu pembentukan antibodi oleh sistem kekebalan tubuh.
Meski tingkat efikasinya cenderung lebih rendah dari vaksin lain (seperti buatan Pfizer-BioNTech atau Moderna), vaksin Sinovac punya keunggulan lebih mudah disimpan dalam suhu boks pendingin standar, sehingga memudahkan distribusi. Elemen ini penting bagi negara-negara berkembang, yang umumnya belum memiliki infrastruktur memadai dalam hal rantai suplai dingin seperti yang dibutuhkan vaksin eksperimental seperti Pfizer-BioNTech.
Penumpang melakukan rapid test antigen di Terminal Tirtonadi, Solo.
Pakar kesehatan melihat langkah China sebagai bentuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan kompetitor dari negara Barat.
"Perusahaan China (Sinovac) berani untuk bergerak lebih cepat. Mereka menyadari adanya kekosongan dan aksi memborong miliaran dosis vaksin oleh banyak pemerintahan Barat sehingga banyak negara berkembang kekurangan stok," kata J. Stephen Morrison , direktur pusat kebijakan kesehatan global di Center for Strategic and International Studies, dikutip New York Times.
Vaksin Sinovac saat ini telah dipesan oleh banyak negara, mayoritas adalah yang bekerjasama menyelenggarakan uji klinis fase 3. Brazil dikabarkan telah mendapatkan 10,8 juta dosis vaksin Sinovac. Indonesia juga telah menerima 3 juta dosis vaksin Sinovac awal tahun ini.
Sinovac menyatakan mampu memproduksi vaksin COVID-19 ini hingga 600 juta dosis per tahun.