Membongkar Kedok Harun Yahya, Tokoh yang Dikenal Ahli Berbagai Disiplin Ilmu, Khususnya Agama dan Sains
ERA.id - Pada dasarnya, tujuan penamaan Harun Yahya dalam organisasi yang dibentuknya adalah sekadar nama pena dari Adnan Oktar untuk membentuk citra dirinya di dunia internasional. Hal tersebut dapat kita lihat dari karya-karyanya yang mencantumkan biografi penulis.
Tulisan-tulisan Harun Yahya sendiri dapat diakses di harunyahya.org atau harunyahya.com.
Karya-karya yang diterbitkan dengan nama Harun Yahya berbicara tentang banyak hal mengenai agama, sains, akhir zaman, Imam Mahdi, Kemal Ataturk, sejarah, dan lain-lain. Namun, publik mengenal karya terpopulernya yang berkaitan dengan Sains.
Sebagaimana yang dikabarkan, Adnan Oktar seringkali mencoba melakukan pembuktian dengan berlandaskan al-Qur’an untuk menentang Teori Evolusi Darwin. Tentu saja ini menjadikannya sebagai sosok yang dikagumi oleh umat Islam di dunia.
Namun, upayanya tentu tidak seterusnya mendulang respon yang positif. Salah satu esais Indonesia, AS Laksana, seperti dilansir nu.or.id, mementahkan upaya Adnan Oktar. AS Laksana menjelaskan bahwa legitimasi kitab suci tidak perlu dicari-cari dari temuan-temuan sains. Karakter yang berbeda antara sains dan agama membuat keduanya berada pada wilayah yang berbeda.
Pernyataan-pernyataan dalam kitab suci juga sudah bersifat final, dan tidak akan pernah berubah selamanya. Sementara sains yang bersifat dinamis, tidak akan pernah mencapai garis final, tidak akan pernah berhenti sampai kapan pun.
Pernyataan tersebut diperkuat pula dengan logika pertanyaan "Jika temuan-temuan sains hari ini, yang digunakan untuk mendukung kebenaran kitab suci, pada suatu hari nanti berubah, apakah berarti pernyataan dalam kitab suci harus ikut berubah juga?".
Upaya Adnan Oktar tersebut juga berpotensi buruk di hari depan. Karena sains bersifat dinamis, tentu akan ada pernyataan logis, "Seandainya temuan sains hari ini akan berubah pada suatu hari, berarti pernyataan dalam kitab suci tidaklah bersifat final dan harus ikut berubah."
Adnan Oktar juga tidak memiliki latar belakang agama yang mumpuni. Ia terlahir dari keluarga sekuler, meskipun sempat mengenyam pendidikan agama sekolah Lise (setingkat SMA).
Ia juga bukan seorang ahli Sains. Latar belakang akademisnya hanya jurusan Desain Interior saat kuliah di Universitas Mimar Sinan. Selanjutnya ia pindah ke Universitas Istanbul jurusan Filsafat dan Sejarah, tanpa pernah menyelesaikannya.
Dalam gerakannya, Adnan Oktar juga menunjukkan sikap inkonsisten. Pada awalnya, ia menentang Musthafa Kemal Ataturk dan pengikutnya, tapi beberapa waktu kemudian ia berubah haluan dengan mengaku sebagai pendukung Ataturk.
Sampai pada tahun 1993, sebuah laporan dari Rumah Sakit Angkatan Udara di Eskisehir menyebutkan bahwa dirinya mengidap Skizofenia.