Sosok dr Ribka Tjiptaning yang Tolak Vaksin Sinovac di Rapat Menkes-DPR: Dari Dokter Praktik ke Senayan
ERA.id - Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) dr Ribka Tjiptaning menegaskan menolak vaksin COVID-19. Mbak Ning, sapaannya, lebih memilih membayar denda bila disanksi karena menolak vaksinasi COVID-19. Siapa sosok dr Ribka Tjiptaning?
Sebelum terjun ke politik, dr Ribka Tjiptaning pernah berprofesi sebagai dokter.
Dikutip dari laman resmi DPR, Rabu (13/1/2021), wanita bernama lengkap dr Ribka Tjiptaning Proletariyati lahir di Yogyakarta pada 1 Juli 1959.
setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya, Ribka lalu berkuliah di Universitas Kristen Indonesia (UKI) mengambil jurusan kedokteran. Lalu, ia melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Indonesia konsentrasi Ahli Asuransi Kesehatan.
dr Ribka Tjiptaning pernah berpraktik sebagai dokter di Ciledug, Tangerang. Dia juga sempat menjadi dokter di perusahaan Puan Maharani sebelum akhirnya terjun ke politik dan bergabung dengan PDIP. Dia pun menjadi anggota DPR dua kali, yakni pada periode 2005-2009 dan 2019 hingga sekarang.
“Kedua, persoalan vaksin, saya tetap tidak mau divaksin. Saya tetap tidak mau divaksin mau sampai 63 tahun bisa divaksin, saya 63 ini. Di DKI semua anak cucu saya (kalau) dapat sanksi Rp5 juta, mending gw bayar, jual jual mobil kek. Begimana Bio Farma masih bilang belum uji klinis ketiga dan lain-lain,” kata dr Ribka Tjiptaning dalam rapat kerja Komisi IX DPR dengan Menkes Budi Gunadi Sadikin, Kepala BPOM dan Dirut Bio Farma yang disiarkan lewat YouTube DPR RI, Selasa (12/1).
Bukan tanpa alasan dr Ribka Tjiptaning menolak vaksinasi COVID-19. Ribka Tjiptaning punya pengalaman soal vaksin lainnya yang justru membawa kerugian.
“Pengalaman saya saudara menteri, ini saya ngomong lagi di rapat, vaksin polio malah lumpuh layu di Sukabumi. Terus anti kaki gajah di Majalaya mati 12, karena di India ditolak, di Afrika ditolak, masuk ke Indonesia Rp 1,3 triliun waktu saya ketua komisi. Saya ingat betul itu, jangan main-main vaksin, saya menolak vaksin, kalau dipaksa HAM, pelanggaran HAM. Nggak boleh maksa begitu,” papar Ribka tegas di depan Menkes.
Selain itu, dr Ribka Tjiptaning mempertanyakan jenis vaksin COVID-19 yang bakal digratiskan untuk masyarakat Indonesia.
“Saya tanya ini yang mau digratiskan semua rakyat ini yang mana? Wong ada 5 macam, Rp584 ribu, Rp292 ribu, Rp116 ribu, Rp540 ribu sampai Rp1 juta 80 ribu, Rp 2,1 juta,” kata Ribka.