Kisah Mistis Prajurit Kopassus Tersesat 18 Hari di Hutan Papua, dan Berbagi Rokok dengan Makhluk Halus

ERA.id - Kisah mistis Prajurit Kopassus bertahan hidup selama 18 hari di belantara hutan Papua, tanpa bekal atau persediaan yang memadai terungkap lewat sebuah buku. Prajurit itu hanya memanfaatkan tanaman sebagai sumber makanan selama tersesat.

Kisah tersebut ditulis dalam buku berjudul Kopassus untuk Indonesia karya dari Iwan Santosa dan E Sastranegara. Salah satu channel YouTube Bico Story kembali mengangkat pengalaman prajurit khusus TNI itu. 

Prajurit Kopassus yang diberi nama samaran Selvanus itu mendapat tugas menyergap markas Organisasi Papua Merdeka (OPM), dipimpin Kelly Kwalik. Peristiwa itu terjadi pada Oktober 2009.

"Dia (Selvanus) bergabung di batalyon 72. Pandam telah menyuruh sejumlah prajurit TNI untuk melakukan penyergapan," kata cerita dalam Bico Story.

Ada sekitar 10 prajurit pilihan yang akan melalukan operasi. Mereka yang dipilih dianggap sanggup memikul misi yang sangat berat. Medan yang dilewati terbilang bervariasi.

"Mulai dari wilayah berbatu, area dengan genangan air dan arus sungai yang sangat deras. Termasuj tantangannya OPM itu sendiri," katanya. 

Hambatan selama perjalanan di darat bisa mereka lalui berkat bekal pelatihan yang mereka jalani. Namun, pada hari ke-5, rute yang mereka lewati terhalang dengan arus sungai sangat deras. 

Ada satu anggota yang kesulitan berenang dan terseret derasnya arus dan masuk ke dalam pusaran air. 

Melihat hal itu, Selvanus pun langsung masuk menyelam ke dalam air dan akhirnya mereka terbawa arus sungai tersebut. Dia pun kehilangan salah satu prajuritnya. 

Dalam keadaan terombang-ambing Selvanus masih terus mencari. Ternyata ujung dari arus sungai itu ialah air terjun. Dengan sekuat tenaga dia mencari dahan untuk menepi. 

Diketahui saat itu 5 orang prajurit Kopassus sudah berhasil menyeberang sungai, sementara 3 orang belum. Sedangkan Selvanus hanyut bersama satu orang prajurit itu. 

"Dia mencari prajurit itu sebagai motivasinya untuk bertahan hidup," imbuhnya. 

Dok. Kopassus

Ketika berhasil menepi, kondisinya sudah basah kuyup dan sepatunya hilang terseret arus sungai. Saat itu, dia tidak membawa perlengkapan maupun bekal. Kondis cuaca pun cukup dingin. Diperkirakan ketinggiannya berada di 4 ribu meter di atas permukaan laut. 

Selvanus masih sangat optimistis, bahwa anak buahnya dapat ditemukan. Tak terasa dia sudah masuk pencariaan hari keempat tanpa bekal dia berusaha bertahan hidup. Dia mencoba memakan akar dan pucuk tanaman yang tidak beracun. 

Semakin jauh pencarian, semakin susah mencari jalan kembali. Sehingga dia harus menyusun ulang rencana yaitu mencari arah menuju Timika dan melapor kepada Komandan. Kemudian dia akan meminta rekomendasi melakukan pencarian. 

"Yang diingatnya dia tetap bertahan hanya dengan makanan akar tanaman dan pucuk pinang. Di hari ke-6 dia mulai merasakan halusinasi. Sulit membedakan antara sadar atau tidak," tutur akun YouTube itu bercerita. 

Bahkan, dia sudah berkomunikasi dengan makhluk tak kasat mata. Juga mampu mendengar suara riuh kampung, masjid dan suara orang dalam gereja. Diyakininya selama di hutan terus diikuti makhluk halus. 

"Ketika hari mulai gelap para makhluk itu ada yang memijat kaki dan pundaknya. Ada juga yang berbagi rokok serta bercerita dengan dirinya," imbuhnya. 

Dia sudah tak ingat lagi sudah berapa hari berpisah dari rombongannya. Sebelum akhirnya dia ditemukan, kondisinya sudah kian memburuk dan hampir kehilangan kesadaran. 

Dia terus berusaha berjalan ke Timika dan masih mampu melewati sungai dengan lebar 200 meter. Tepat di siang hari pukul 12.00 waktu setempat, dia mencoba istirahat, kemudian tertidur dan akhirnya dia ditemukan. 

Menurut Wakil Komandan Satuan Tugas, Selvanus tiba di Timika hanya tinggal tulang berbalut kulit. Matanya terus berputar liar seperti penari kecak dan telapak kakinya penuh dengan potongan kayu. Empat orang dokter dari Freeport diturunkan untuk memeriksa keadaannya dan akhirnya menyatakan dirinya sehat. 

Setelah melewati masa pemulihan dan dinyatakan sehat, Selvanus diundang makan oleh komandannya. Disaat itu, ada peristiwa memalukan namun juga sangat lucu.

Para komandannya terperangah melihat Selvanus menghabiskan makanan satu meja yang disediakan. Semua orang pun dibuat heran. Saat itu, Selvanus menceritakan ulang peristiwa yang dialaminya, sembari terus tertawa.

"Rupanya, ada orang pintar yang mengatakan bahwa ada makhluk halus yang mengikuti Selvanus. Hal itu membuat Selvanus makan begitu banyak," katanya.

Selesai acara itu, Selvanus dibawa ke orang pintar untuk dimandikan air kembang, tepat pukul 12 malam. Selesai dimandikan dan tersadar Selvanus langsung bertanya mengapa dirinya ada di Jaya Pura.