'Raja Narkoba' Asia Kemungkinan Produksi Bahan Pemula Narkoba di Wilayah Golden Triangle

ERA.id - Sindikat kejahatan di wilayah Golden Triangle yang memproduksi narkoba kemungkinan akan mulai membuat bahan metamfetamin. Hal ini memungkinkan mereka menghindari pembatasan impor sebelumnya seperti pseudoefedrin dan efedrin.

Perkembangan ini menunjukkan tingkat kecanggihan baru sindikat narkoba seperti propionil klorida yang sudah diatur jauh lebih ketat dan mudah diperoleh. 

"Semakin jelas kejahatan terorganisir menggunakan prekursor (bahan pemula untuk pembuatan narkoba) dan sangat mengesankan, sesuatu yang tidak dipahami siapapun sampai saat ini," kata perwakilan regional PBB khusus Narkoba dan Kejahatan untuk ASEAN, Jeremy Douglas dilansir dari South China Morning Post, Sabtu (13/2/2021).

Golden Triangle, sebuah wilayah yang berpusat di timur laut Myanmar tapi mencakup Myanmar dan Laos selama bertahun-tahun merupakan wilayah penghasil opium. Bersama kelompok kejahatan di Asia, mereka membentuk aliansi dengan milisi etnis minoritas yang menguasai sebagaian wilayah di Myanmar.

Belakangan, produksi jenis amfetamin khususnya metamfetamin atau sabu-sabu meningkat pesat. Bahkan jumlah yang 'keluar' dari segitiga emas meningkat selama satu dekade.

Pihak berwenang di Asia menyita 139 ton sabu pada 2019. Berdasarkan data dari UNODC, angka ini naik dari 127 ton pada 2018 dan 82,5 ton pada 2017. Sementara itu, data dari UNODC menyebutkan pada 2020, lonjakan sabu tak terganggu pandemi COVID-19. Adapun peredaran pseudoefedrin dan efedrin telah menurun di Myanmar dan negara sekitarnya.

Douglas menilai pemerintah dan lembaga penegak hukum di Asia perlu bekerja sama untuk mengatur dan mengontrol aliran bahan kimia dengan lebih baik, termasuk beberapa yang tidak dikontrol.