Barcelona Ricuh, Ribuan Warga Desak Penyanyi Rap Dibebaskan

ERA.id - Ribuan orang mengambil alih jalanan di kota Barcelona, Spanyol, pada Selasa (16/2/2021) petang, untuk mendesak dibebaskannya seorang musisi rap yang ditangkap polisi Spanyol karena lagu-lagunya dianggap mengglorifikasi terorisme dan menghina pihak kerajaan.

Pada hari Selasa itu awalnya polisi telah berhasil menangkap penyanyi rap Pablo Hasel yang bersembunyi di Universitas Lleida di daerah timur laut Spanyol. Hasel ditangkap karena pada Jumat lalu tak juga menyerahkan diri ke pihak kepolisian menyangkut sebuah putusan pengadilan pada tahun 2018.

Pablo Hasel, rapper Spanyol yang ditangkap karena lirik-lirik lagunya yang dianggap mendukung kelompok separatis Catalan dan menghina kerajaan Spanyol. (Foto: Agence France-Presse)

Pria tersebut dianggap bersalah karena menulis lirik dan cuitan di Twitter yang mengacu pada kelompok paramiliter separatis Basque, ETA. Ia juga pernah menyebut para hakim Spanyol seperti kaum Nazi. Bahkan raja Juan Carlos pernah ia sebut sebagai bos mafia.

Pada Senin Hasel telah bersembunyi di kompleks universitas, dikelilingi para pendukungnya. Mereka sempat berbenturan dengan pihak polisi pada Selasa pagi. Kursi dan tangki pemadam kebakaran dikabarkan sempat dilempar ke arah pihak keamanan, sebelum akhirnya polisi dengan alat pelindung kepala dan senjata berhasil menangkap Hasel, demikian dilaporkan Reuters.

Pada Selasa petang ribuan orang turun ke jalan-jalan utama kota Barcelona untuk memprotes penangkapan Hasel. Unjuk rasa juga terjadi di sejumlah kota di kawasan Catalan.

Bentrokan juga terjadi antara pengunjuk rasa dan polisi huru hara. Foto-foto di media tampak terbakar, toko-toko dijarah, dan sejumlah benda dilemparkan ke arah polisi yang berusaha membubarkan massa.

Mossos d'Escuadra, kepolisian daerah Catalan, mengatakan lewat Twitter bahwa para pengunjuk rasa membakar motor dan tempat sampah, serta membangun barikade di jalanan kota Barcelona. Sedikitnya 14 orang telah ditangkap pihak kepolisian.

"Kita akan menang... Kita tak akan lupa dan tak akan memberi maaf," teriak Hasel saat ia digelandang oleh pihak kepolisian, Selasa petang, demikian dilaporkan Reuters.

Beberapa jam sebelumnya ia sempat mencuitkan sejumlah lirik lagu yang membuat dirinya ditangkap. "Besok bisa jadi giliranmu," kata Hasel kepada 125.000 pengikutnya.

Lebih dari 200 seniman, termasuk sutradara film Pedro Almodovar, aktor Javier Bardem, dan penyanyi Joan Manuel Serrat, telah menandatangani petisi menolak hukuman penjara untuk Hasel.

Aturan yang menjerat Hasel adalah undang-undang yang diciptakan di tahun 2015 oleh pemerintahan sebelumnya. Aturan ini dibuat untuk mencegah glorifikasi terhadap kelompok milisi terlarang seperti ETA, juga melarang penghinaan terhadap agama dan monarki.

Pemerintahan Spanyol yang condong ke ideologi sosialis pada pekan lalu mengumumkan akan mereformasi aturan ini. Pemerintah berniat meringankan hukuman dan hanya akan menyasar ke tindakan yang dianggap berisiko terhadap ketertiban umum. Mereka juga menyatakan akan lebih toleran terhadap ekspresi seni, kultur, dan intelektual.

Kelompok ETA sendiri menyatakan bubar pada tahun 2018 setelah erangkaian kampanye penuh kekerasan selama empat dekade, yang baru mereda pada tahun 2010.