Spanyol 'Hafalkan' Nama Warga yang Menolak Vaksin COVID-19

| 30 Dec 2020 16:50
Spanyol 'Hafalkan' Nama Warga yang Menolak Vaksin COVID-19
Warga Kota Madrid, Spanyol, melewati sore hari di alun-alun Plaza Mayor. (Foto: Eduardo Rodriguez/Unsplash)

ERA.id - Kementerian Kesehatan Spanyol bakal mencatat siapa saja warganya yang menolak vaksinasi Coronavirus Disease (COVID-19). Daftar nama tersebut nantinya akan dibagikan ke negara-negara anggota Uni Eropa.

Menteri Kesehatan Spanyol Salvador Illa mengatakan bahwa pencatatan nama warga yang menolak vaksinasi sudah dilakukan Spanyol untuk program-program imunisasi sebelumnya, demikian disampaikan The Guardian, Selasa (29/12/2020).

"Kami akan buat pencatatan (registri) mengenai warga yang menolak tawaran vaksinasi. Daftar ini akan dibagikan ke sesama negara Eropa," kata Illa ke kanal TV La Sexta.

"Dokumen ini tidak bisa diakses masyarakat, dan kami akan sangat menghormati proteksi data pribadi."

Pihak internal Kementerian Kesehatan Spanyol menyebut bahwa dokumen itu pada dasarnya berupaya menelusuri dan mendokumentasikan siapa saja warga Spanyol yang telah diberi vaksin COVID-19. Namun, dokumen tersebut juga mencatat siapa saja yang menyampaikan keberatannya ke otoritas kesehatan setempat.

"Tujuan pencatatannya adalah mengidentifikasi kenapa seseorang menolak divaksin, apakah karena alasan pribadi, kegagalan sistem, atau karena seseorang belum ditemui oleh staf terkait," sebut pejabat tersebut.

Pihak Komisi Eropa belum memberikan jawaban mengenai apakah program ini diinisiasi oleh Uni Eropa, atau apakah Brussel punya peran dalam mendistribusikan data ini.

Ambisi Bulan Juni

Spanyol pada Minggu lalu telah memberikan vaksin COVID-19 buatan Pfizer/BioNTech ke warganya. Nenek berusia 96 tahun menjadi orang pertama yang mendapatkan suntikan vaksin tersebut.

Sebuah poling yang menanyai 3.800 orang di seluruh wilayah Spanyol merilis informasi bahwa baru 40,5 persen warga saja yang sudah mantap bersedia divaksin. Sebanyak 16 persen responden mengaku bersedia menerima vaksin ketika vaksin tersebut terbukti "bisa diandalkan".

Spanyol kini menjadi salah satu negara Eropa yang paling terdampak oleh pandemi COVID-19. Angka kematian akibat infeksi virus ini mencapai 50.000 kasus per Senin, demikian dilaporkan koran yang sama. Jumlah infeksi positif di negara itu mencapai 1,9 juta kasus.

Dalam beberapa pekan ke depan, program vaksinasi Spanyol akan difokuskan kepada kaum lanjut usia dan pekerja di bidang kesehatan. Pemerintah setempat mengharapkan 15-20 juta warga Spanyol, yang total populasinya berjumlah 47 juta jiwa, bakal selesai divaksin di bulan Juni nanti.

Pejabat kesehatan setempat telah berusaha menangani keengganan warga terhadap vaksin dengan merilis sebuah situs web, pekan ini. Website itu menjawab 25 pertanyaan tentang vaksin dan menjabarkan berbagai informasi mengenai perbedaan vaksin yang tersedia di pasaran dan bagaimana cara mereka bekerja.

Rekomendasi