AS Mengheningkan Cipta, 500.000 Warga Wafat karena Infeksi COVID-19

ERA.id - Lebih dari 500.000 orang yang terinfeksi Coronavirus Disease (COVID-19) di Amerika Serikat telah kehilangan nyawanya, menurut penghitungan Johns Hopkins University, menjadikan angka kematian nasional di AS tertinggi di dunia.

Amerika Serikat melampaui fase tersebut pada Senin, (22/2/2021), atau hanya setahun sejak kematian akibat korona pertama kali dilaporkan di negara bagian California, demikian dilansir Al Jazeera.

"Hari ini kita memasuki fase yang memilukan - 500.071 kematian," kata Presiden AS Joe Biden beberapa saat pasca mengheningkan cipta bersama di Gedung Putih, Senin petang. Ia saat itu berbicara di tengah cahaya ratusan lilin yang menyimbolkan mereka yang telah wafat.

"Dalam satu tahun ini, jumlah warga Amerika yang meninggal lebih banyak daripada gabungan masa Perang Dunia I, Perang Dunia II, dan Perang Vietnam. Jumlah nyawa yang hilang karena virus ini paling banyak di seluruh dunia," kata Biden.

"Namun, sembari kita menyadari peristiwa kematian masal di Amerika, kita mengingat setiap orang yang telah pergi dan hidup yang pernah mereka jalani. Mereka adalah orang-orang yang kita kenal, atau orang-orang yang ingin kita kenal."

Dalam beberapa pekan terakhir, jumlah kasus infeksi COVID-19 di AS mulai menurun seiring berjalannya program vaksinasi dan pembatasan sosial di sejumlah tempat.

Namun, pada Minggu, salah satu pakar ternama penyakit menular di AS, Dr Anthony Fauci, menghimbau bahwa warga AS masih perlu berhati-hati karena jumlah orang yang telah divaksin masih belum sesuai harapan.

"Penurunan kasus infeksi sangat menakjubkan. Penurunannya sangat curam, dan sangat cepat. Namun, kita masih di titik (kasus infeksi) yang masih sangat tinggi," kata Fauci.

"Angka dasar infeksi harian masih sangat, sangat tinggi. Kita perlu menunggu hingga angka tersebut menjadi sangat, sangat rendah sebelum kita bisa meyakini bahwa wabah berhasil kita lewati."

Pada Selasa, legislator AS dari kedua belah pihak, Republikan dan Demokrat, akan mengheningkan cipta sejenak di gedung Kongres AS untuk menandai masuknya negara tersebut ke fase negara dengan lebih dari 500.000 kasus kematian akibat COVID-19.

Biden meminta agar bendera AS diturunkan setengah tiang hingga matahari terbenam pada tanggal 26 Februari, di semua gedung pemerintahan dan institusi militer.

Presiden AS tersebut juga bertekad untuk lebih agresif lagi menjalankan program vaksinasi COVID-19. Ia berjanji akan memberikan 100 juta dosis vaksin dalam 100 hari pertamanya berkantor di Gedung Putih.

Ia juga bernegosiasi dengan pihak Kongres untuk bisa menghasilkan dana santunan senilai 1,9 triliun dolar AS, yang ia sebut bakal diberikan sebagai santunan untuk keluarga-keluarga yang sangat terdampak oleh pandemi korona ini.