Masih Ingat Dua Gunung yang Suka Digambar Zaman SD? Ternyata Beneran Ada, di Sini Tempatnya

ERA.id - Anak TK atau SD pada tahun 90-an pasti akrab dengan gambar gunung yang di tengahnya ada jalan serta matahari yang tersenyum, juga sawah di bawahnya, bukan? Gambar dua gunung anak SD atau TK bukan fiktif lo, itu nyata.

Mau tahu di mana tempat gambar gunung yang kerap digambar anak TK atau SD tersebut? Ternyata, dua gunung itu adalah sketsa dari Gunung Sumbing dan Sindoro di Provinsi Jawa Tengah. Jika dilihat dari kejauhan, dua gunung itu kembar.

Di lereng Gunung Sumbing dan Sindoro di Provinsi Jawa Tengah tersebut, terhampar sawah yang dipisah sebuah jalan. Di tengah gunung itu, terbitlah matahari. Persis seperti imajinasi anak-anak SD dan anak TK.

Gunung Sumbing terletak di Kabupaten Temanggung, tingginya 3.340 meter di atas permukaan laut (mdpl). Gunung Sindoro terletak di perbatasan Kabupaten Temanggung dan Wonosobo dengan ketinggian 3.155 mdpl.

Pencetus gambar gunung anak SD

Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro (Wikimedia Commons)

Gambar gunung di Indonesia yang akrab dengan anak TK atau SD, pertama kali dicetuskan oleh Tino Sidin, pelukis dan seorang seniman kenamaan Indonesia dari Tebing Tinggi, Sumatra Utara. Pada tahun 1980-an, Tino Sidin menjadi pembawa acara "Gemar Menggambar" di TVRI yang berusaha untuk meningkatkan kemampuan menggambar anak-anak Indonesia. Acaranya populer.

Salah satu metode menggambar yang disiarkan adalah menggambar pemandangan gunung dengan sawah di bawahnya. Lama-kelamaan, pola gambarnya jadi acuan para guru dan anak-anak SD atau TK untuk bahan ajar.

Walau jasa Tino Sidin besar, ia tak luput dari kritik kok. Metode menggambarnya untuk anak sekolah, baik anak SD dan TK, dianggap sebagai sebentuk pengekangan terhadap kemampuan daya cipta anak dan kebebasan berpikir. Anak dididik untuk malu menjadi berbeda.

Pemandangan ini juga dianggap tidak memperlihatkan keragaman, tempat bagi anak-anak yang tinggal di daerah lain seperti pesisir, padang rumput, atau bahkan perkotaan.

Sebagian menganggap, pemandangan khas Tino Sidin bagi anak TK bahkan anak SD, merupakan propaganda untuk melanggengkan gagasan bahwa Indonesia adalah negara agraris.

Pemandangan dua gunung untuk anak SD ini juga dianggap sebagai suatu gejala sosial berupa pengulangan terus-menerus pola gambar oleh anak-anak. Pengulangan ini dianggap dapat menghambat perkembangan daya cipta anak.