Komentari Kerumunan Jokowi, Tirta Dijuluki Warganet: Dokter Spesialisasi Hukum Pidana

ERA.id - Relawan Peduli Pencegahan Covid-19 Tirta Mandira Hudhi atau lebih akrab disapa Dokter Tirta disoal warganet dan sempat trending di Twitter karena opininya yang menganggap kasus kerumunan warga saat Presiden Joko Widodo ke NTT, tak relevan disanksi.

Sekadar diketahui aksi Jokowi disorot usai menciptakan kerumunan warga mengunjungi Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa kemarin (23/2). Ia disoal, sebab seharusnya protokol dan presiden sendiri menerapkan aturan yang ketat soal protokol kesehatan.

"Jadi kembali untuk penerapan sanksi kerumunan menurut saya sudah tidak relevan untuk ditegakkan," kata Tirta lewat akun Twitternya.

Alasan Tirta berkesimpulan soal sanski, dikarenakan kerumunan warga terjadi secara spontan, bukan datang karena ada undangan. Ia menganggap wajar, karena Jokowi merupakan tokoh yang berpotensi mengundang kerumunan di setiap aktivitas kerjanya.

"Pak Presiden tidak pernah mengajak bagi mereka-mereka untuk datang, tapi antusias warga. Dan hal ini seharusnya menjadi refleksi bagi tim protokoler untuk lebih berhati-hati mengatur agenda bapak presiden di lapangan," ucapnya.

"Semoga ke depannya istana lebih selektif dan protektif jika agenda pak presiden di lapangan, karena antusiasme warga yang sangat besar," pungkas Tirta.

Hal ini lalu membuat warganet di Twitter merasa janggal. Secara gamblang, akun Twitter @_haye_ memberikan julukan baru kepada dokter Tirta. "Dokter Spesialisasi Hukum Pidana dan Ilmu HomPimPah."

"Berita ini memang lucu-dan jadi ilustrasi sederhana bobroknya kualitas jurnalistik Indonesia. Loe punya Dokter sotoy yang berkomentar hukum pidana, tapi sama medianya dijadikan berita. Alhasil kabeh diajak gemblung bareng. Kualitas jurnalistik begini ga layak disebut Pers," tambah @_haye_ yang mengkritik media yang memuat komentar dokter Tirta tanpa melihat latar belakangnya.

Selain Haye, akun Twitter @kenmiryam juga turut berkomentar yang berisi sindiri. "Bismillah, komisaris."