Ikut Diksar Mapala dan Dihajar Seniornya, Irsan Tewas, Polisi Bilang Begini
ERA.id - Kabar meninggalnya mahasiswa IAIN Watampone yakni Irsan (19), sempat bikin heboh Makassar, Sulsel. Alasannya, ia meninggal karena diduga dihajar seniornya sewaktu ikut pendidikan dasar (Diksar) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Mappesompae.
Polisi pun mengambil langkah cepat untuk menindaklanjuti informasi tersebut. Mereka langsung menetapkan 5 tersangka yang diduga kuat telah terlibat melakukan kekerasan dan menganiaya Irsan, yang notabene warga lingkungan Rompae, Kelurahan Bajoe, Kecamatan Tanete Riattang Timur tersebut.
Selanjutnya, pada Rabu (17/3/2021), tersangka bertambah menjadi 16 orang. Penetapan dilakukan setelah gelar perkara Rabu sore di ruang rapat Gelar Perkara Reskrim Polres Bone. Dalam keterangan persnya, berdasarkan pengakuan sejumlah saksi, Kasat Reskrim Polres Bone menuturkan, saat korban ikut Diksar IAIN Watampone, di sana ia mengalami kekerasan fisik berupa pukulan tangan kosong juga sesekali dipukuli dengan kayu oleh para senior yang menjadi panitia Diksar.
"Bentuk kegiatannya itu pada saat senior memberikan kegiatan atau pertanyaan kepada seluruh mahasiswa dan tidak berhasil melaksanakan, maka mereka dipukuli dengan pakai tangan juga kayu," tutur AKP Ardy Yusuf melalui pesan singkatnya, Rabu (17/3/2021).
Ardy melanjutkan, penyidik memang telah memeriksa puluhan senior Irsan. Adapun penetapan 16 tersangka baru dilakukan usai polisi memeriksa 27 saksi.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan ERA.id, Irsan (19) mengikuti pendidikan dasar (Diksar) pada hari Jumat (5/3/2021) lalu dan pulang ke rumah usai mengikuti Diksar pada hari Sabtu (15/3/2021). Sewaktu diksar, Irsan bersama panitia melakukan lintas alam dari Kecamatan Lappariaja hingga ke Kecamatan Barebbo. Setelahnya, Irsan sakit dan tubuhnya penuh luka lebam, akhirnya rekannya berinisiatif mengantar Irsan ke rumah sakit.
Di rumah sakit, Irsan cuma 4 jam. Ia meninggal setelah dirawat pada Senin (15/3/2021) sekitar pukul 11.00 Wita. Setelah diperiksa, ternyata tubuh Irsan bukan cuma lebam, ada pembengkakan di kaki dan pahanya, juga kuku kakinya terkelupas.
Mengapa kabar kematian Irsan yang tak wajar sampai ke telinga polisi? Semua karena laporan lima rekan Irsan. Awalnya orang tua Irsan enggan melaporkan kejadian tersebut sebab mereka ikhlas, setelah laporan masuk, orang tua Irsan kemudian mengikuti jalur hukum.
Sementara itu Rektor IAIN Bone Prof Nuzul membantah kabar soal kekerasan fisik yang menimpa peserta diksar. "Saya telah mendengarkan keterangan dari pembina Mapala bahwa tidak ada kekerasan selama diksar dan meninggalnya juga tiga hari setelah diksar, dan diksar merupakan rutinitas tahunan lembaga kemahasiswaan," Prof Nuzul, Kamis (18/3/2021).
"Panitia telah mendapat persetujuan dari pihak kampus untuk melaksanakan diksar," tambahnya.
Walau begitu, Nuzul senantiasa menunggu informasi dari semua pihak. "Tapi kami juga masih menunggu hasil penyelidikan dari pihak kepolisian dan apabila terbukti secara hukum ada pelanggaran, maka kami juga tentunya akan mengambil tindakan sesuai dengan aturan kedisplinan yang berlaku di kampus," kata Prof Nuzul.