Survei: Mayoritas Warga Jakarta Tolak Vaksin

ERA.id - Survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terkini menunjukkan bahwa persentase tertinggi warga yang menolak untuk divaksin Covid-19 

Dari hasil survei tersebut warga DKI Jakarta memiliki persentase tertinggi dalam menolak vaksin di Indonesia, yakni 33 persen. Angka ini disusul Jawa Timur dengan 32 persen, lalu Banten 31 persen.

Menurut Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Alexander K. Ginting tingginya tingkat penolakan terhadap vaksin di DKI Jakarta sejalan dengan persepsi tentang ancaman yang kasat mata.

“Ketidak takutan ini mungkin karena adanya informasi yang tidak sampai kepada mereka. Kedua, karena Covid-19 sifatnya virologi, jadi ancaman tersebut tidak bisa dilihat mata,” ucapnya.

Selain temuan ini, SMRC juga menemukan jika angka relatif tertinggi penolakan vaksin ditemukan pada warga laki-laki sebesar 33 persen, warga berpendidikan SD atau tidak sekolah 34 persen lebih tinggi dibandingkan kelompok berpendidikan tertinggi SMP 26 persen, dan SMA 29 persen.

Selanjutnya usia kurang dari 25 tahun sebesar 37 persen, berlatar belakang etnis Madura 58 persen, Minang 43 persen, dan dari latar belakang agama yang tidak mau divaksin paling besar pada warga Muslim 31 persen.

Survei SMRC ini dilakukan pada 28 Februari 2021 - 8 Maret 2021 dengan metode wawancara tatap muka. Mereka menganalisis 1.064 dari total 1.220 responden yang dipilih secara acak, dengan margin of error 3,07 persen.

Populasi survei ini ialah seluruh warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih, yaitu mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.