Sejarah Istilah "Bom Pengantin", Doktrin Mati Tak Sakit hingga Iming-Iming Surga dan Bertemu 72 Bidadari
ERA.id - Pihak kepolisian sudah melakukan identifikasi terhadap "pengantin bom" di depan Gereja Katedral, Jalan Kajaolalido, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Minggu (28/3) pagi.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono menyebutkan, dua pelaku bom bunuh diri di gerbang masuk gereja Katedral Kota Makassar, Sulawesi Selatan, itu adalah pasangan suami istri yang baru menikah 6 bulan.
Pengeboman dilakukan dua orang pelaku, datang ke gereja menggunakan sepeda motor matik dengan nomor polisi DD 5894 MD. Akibat peristiwa tersebut, kedua pelaku tewas di tempat, dan korban luka dari masyarakat umum serta sekuriti gereja.
Istilah "bom pengantin" sering kali muncul setiap ada aksi terorisme di Indonesia. Sebenarnya seperti apa sejarah istilah bom pengantin.
Hal ini tentunya tak lepas dari sejarah pengebom bunuh diri di kalangan pejuang Palestina yang menentang kependudukan Israel. David Brooks pernah menulis mengenai "The Culture of Martyrdom" (Majalah Atlantic edisi Juni 2002) yang mengaitkannya dengan istilah "bom pengantin" di kalangan pejuang Palestina.
1. Iming-iming mati tak sakit dan surga
Brook mengutip laporan wartawan Pakistan Nasra Hassan yang pernah mewawancarai 250 orang yang merekrut dan melatih para pembom bunuh diri di Palestina. Ia meriset hal itu selama kurun waktu dari tahun 1996 hingga 1999.
Pengebom bunuh diri umumnya sangat loyal kepada kelompoknya. Para petinggi organisasi biasanya melakukan proses indoktrinasi atau cuci otak, persis seperti yang dilakukan Jim Jones, pemimpin Sekte Matahari kepada jemaahnya menjelang bunuh diri massal pada tahun 1977.
Para calon pengantin bom akan diberikan ceramah agama serta melakukan ritual ibadah intensif di dalam sel-sel kecil. Mereka kemudian diajak melakukan jihad (meski pemahaman jihadnya menyesatkan), dibakar kebencian terhadap musuh (biasanya terkait simbol-simbol Barat dan pendukung Israel, dan diyakini masuk surga sebagai balasan aksi bom bunuh diri.
"Pengebom bunuh diri dicekoki bahwa surga terbentang di balik detonator pemantik bom dan ajal kematian akan dirasakan tidak lebih dari sekedar cubitan (yang sama sekali tidak menyakitkan)," tulis Brooks, seperti dikutip Antara, Senin (29/3/2021).
2. Doktrin pengantin bom bertemu 72 bidadari
Doktrin yang dilakukan kelompok radikal ini biasanya sangat mendalam. Para perekrut bahkan ada yang sampai menggali lubang kubur kosong yang bakal diisi oleh calon pengebom bunuh diri.
Mereka akan melakukan simulasi kematian dengan meminta pengebom bunuh diri terlentang di liang kubur. Harapannya adalah agar pengebom bisa merasakan bagaimana tentramnya kematian yang akan datang.
Para calon pengantin bom juga tak henti-hentinya diingatkan soal doktrin bahwa hidup di dunia itu fana. Banyak terjadi penderitaan, cobaan, hingga pengkhianatan. Keabadian hanya ada di surga, di mana ada 72 bidadari yang menunggu dengan penuh cinta.
Mungkin karena akan bertemu dan menikah dengan bidadari di surga itu, maka si calon pengebom bunuh diri disebut sebagai pengantin. Lalu saat bom meledak dan nyawa si pelaku melayang disebut sebagai "perkawinan", yakni pertemuan antara jiwa si pelaku dengan sang bidadari.
3. Tulis surat wasiat
Jika cuci otak telah berhasil dilakukan perekrut, langkah selanjutnya yang dilakukan pengebom bunuh diri adalah menjalankan misinya. Pengantin bom juga diminta menulis surat wasiat dan menyampaikan pesan-pesan terakhirnya dalam rekaman video.
Surat wasiat ini diduga dilakukan juga oleh pengebom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3). Hal itu terlihat dari cuitan sebuah akun Twitter mencurigakan yang menulis sebuah pesan berkaitan dengan aksi teror di Makassar, kemarin.
"Doakan saudaraku seiman, besok insya allah saya akan melakukan hal yang akan membuat kaum kafir sadar diri. 3 bulan sudah saya menyiapkan berbagai keperluan dan peralatan untuk besok Bismillah!Indonesia Jaya," tulis akun akun @bikinhor**, dikutip dari gambar yang dibagikan @darelajasih.
Meski begitu, kebenaran dari surat wasiat pengebom bunuh diri di Makassar ini masih ditindaklanjuti.
Salah satu pesan dari seorang pelaku bom bunuh diri yang dikutip dari laporan Nasra Hassan adalah "Aku akan membalas dendam atas anak-anak monyet dan babi, yaitu orang kafir, Yahudi, dan musuh-musuh manusia. Aku akan segera bertemu dengan saudaraku para syuhada yang lebih dulu masuk surga".
Ketika calon pengebom bunuh diri sudah membuat wasiat dan merekam pesan terakhirnya di rekaman video, maka tidak ada kata untuk mundur lagi.
Membatalkan misi bunuh diri sangat memalukan. Ia tinggal mensucikan diri, berdoa, dan membawa bom untuk diledakkan di tempat yang diperintahkan kepadanya: bisa di pasar, diskotik, bus, atau markas tentara.
4. Pengantin bom biasanya anak-anak muda
Seorang ustadz dan alumnus dari New York University, Amerika Serikat, Achyar Hanif yang mengamati perilaku pengebom bunuh diri menyatakan anak-anak muda yang direkrut menjadi pengantin umumnya tidak tahu apa-apa.
Anak-anak remaja itu lantas dicekoki, diindoktrinasi, diprovokasi untuk membenci dengan dalih-dalih agama yang sesungguhnya menyesatkan.
"Para teroris mengincar remaja yang putus sekolah, pemuda yang tidak punya pekerjaan, orang-orang yang punya pendapatan tapi sangat rendah. Orang-orang tanpa harapan inilah yang direkrut, dibina, dicuci otaknya untuk menjadi teroris," tegasnya.
Hasil penelitian Dr Yusef Yadgari menyebutkan bahwa sebagian pengebom bunuh diri dilandasi oleh keputusasaan dan mereka umumnya datang dari kelompok masyarakat yang miskin dan marjinal.