Microsoft Dikontrak Militer AS untuk Bikin Alat Augmented Reality, Proyek Rp317,9 T
ERA.id - Lagi-lagi, Microsoft berhasil mengantongi proyek pemerintahan Amerika Serikat. Kali ini terkait pembuatan alat canggih augmented reality (AR) untuk pasukan militer AS.
Berdasarkan laporan CNN, pihak militer AS telah menunjuk Microsoft untuk membuat sistem augmented reality berbasis produk HoloLens 2. Sistem tersebut bakal dinamai Integrated Visual Augmented Systems (IVAS).
Alat tersebut akan digunakan untuk membantu pihak militer AS, "bertempur dan berlatih menggunakan sebuah platform tersendiri," sebut CNN mengutip pernyataan militer AS.
Kontrak tersebut akan berlangsung selama lima tahun dan bisa diperpanjang untuk lima tahun kemudian. Nilai total kontraknya bisa mencapai 21,9 miliar dolar AS, atau setara Rp317,9 triliun selama sepuluh tahun, demikian lapor CNN, (1/4/2021).
Tujuan proyek militer tersebut, seperti dilaporkan media yang sama, adalah untuk menyuplai sistem ke seluruh Pasukan Tempur Jarak Dekat (CCF). Artinya, Microsoft akan diminta membuat 120.000 alat yang dimaksud itu.
Sebelumnya Microsoft telah bekerja sama dengan pihak militer untuk menciptakan alat dan perangkat lunak pendamping. Keduanya bakal menyediakan para personil CCF "informasi mengenai situasi, target, dan aspek pembuatan keputusan lainnya yang diperlukan untuk mengungguli ancaman di masa sekarang dan di masa mendatang," sebut pernyataan dari militer AS.
Namun, secara internal Microsoft dikritik oleh para karyawannya terkait proyek HoloLens bersama militer. Meski begitu direktur eksekutif Microsoft Satya Nadella berpendapat bahwa perusahaan mereka "tidak akan menyembunyikan teknologi dari institusi yang telah kita pilih secara demokratis guna melindungi kemerdekaan yang kita miliki."
Kontrak ini menjadi megakontrak terbaru yang didapat Microsoft dari pemerintah AS. Terakhir, Microsoft pada 2019 diberi kontrak senilai 10 miliar dolar AS dalam hal penyediaan layanan berbasis komputasi awan (cloud service) untuk Departemen Pertahanan AS.