Terkuak! Daftar Pertanyaan Aneh Tes Novel Baswedan Cs, Ada Soal Rizieq Shihab hingga Jihad
ERA.id - Proses asesmen dalam rangka alih status pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi aparatur sipil negara (ASN) tengah menjadi sorotan. Sebab, para pegawai KPK harus menjalankan serangkain ujian seleksi, salah satunya tes wawasan kebangsaan.
Dikabarkan sejumlah pegawai KPK, termasuk penyidik senior Novel Baswedan tak lolos tes tersebut dan berujung pada pemecatan. Tudingan miring pun muncul. Tes tersebut dinilai dijadikan jalan untuk mencopot pegawai KPK yang berintegritas.
Peralihan status kepegawaian tersebut merupakan bagian dari isi revisi Undang-Undang KPK Nomor 19 Tahun 2019. Dalam perundangan tersebut, disebutkan para pegawai KPK yang tadinya berstatus independen berubah menjadi aparatur sipil negara (ASN).
Sumber di internal KPK mengungkapkan isi pertanyaan dalam tes wawasan kebangsaan yang diselenggarakan oleh Badan Kepegawaian Nasional BKN itu.
Beberapa pertanyaan dinilai janggal dan tak ada kaitannya dengan kebangsaan. Soal yang diberikan mulai dari soal ras, PKI, HTI, kepercayaan terhadap hal ghaib, LGBT, hingga Rizieq Shihab.
Sebanyak 20 pertanyaan merupakan pertanyaan tertutup. Sedangkan sembilan pertanyaan lainnya dijawab dalam bentuk esai.
Berikut isi tes wawasan kebangsaan KPK yang beredar di kalangan wartawan:
1. Saya memiliki masa depan yang suram.
2. Saya hidup untuk menebus dosa-dosa masa lalu.
3. Semua orang China sama saja.
4. Semua orang Jepang kejam.
5. UU ITE mengancam kebebasan berpendapat.
6. Agama adalah hasil pemikiran manusia.
7. Alam semesta adalah ciptaan Tuhan.
8. Nurdin M. Top, Imam Samudra, Amrozi melakukan jihad.
9. Budaya barat merusak moral orang Indonesia.
10. Kulit berwarna tidak pantas menjadi atasan kulit putih.
11. Saya mempercayai hal ghaib dan mengamalkan ajarannya tanpa bertanya-tanya lagi.
12. Saya akan pindah negara jika kondisi negara kritis.
13. Penista agama harus dihukum mati.
14. Saya ingin pindah negara untuk kesejahteraan.
15. Jika boleh memilih, saya ingin lahir di negara lain.
16. Saya bangga menjadi warga negara Indonesia.
17. Demokrasi dan agama harus dipisahkan.
18. Hak kaum homosex harus tetap dipenuhi.
19. Kaum homosex harus diberikan hukuman badan.
20. Perlakuan kepada narapidana kurang keras. Harus ditambahkan hukuman badan.
Pertanyaan esai
1. OPM
2. DI/TII
3. PKI
4. HTI
5. FPI
6. Sdr. Rizieq Shihab
7. Narkoba
8. Kebijakan pemerintah
9. LGBT
Direktur Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Universitas Andalas Feri Amsari menilai, pertanyaan-pertanyaan dalam tes wawasan kebangsaan pegawai janggal dan tidak etis.
"Tes berisi hal yang janggal dan mengada-ada. Misalnya pertanyaan terkait FPI dan pendapat pegawai terhadap program pemerintah," kata Feri dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Selasa (4/5).
Tak hanya itu, Feri juga menilai asesmen dengan soal yang janggal tersebut adalah bentuk kesewenangan penyelenggara negara. Alasannya, pengujian ini terkesan tak terbuka seperti tes calon pegawai negeri sipil (CPNS).
"Selain dilakukan tidak terbuka sebagaimana tes PNS lainnya, juga dilakukan berulang-ulang kepada pegawai karena itu tes kesekian kalinya. Mana ada orang di tes berkali-kali seperti peggawai KPK, apalagi tertutup. KPK kalah dengan lembaga lain yang hasil tesnya dibuka setelah tes berlangsung," ungkapnya.
Sehingga, dia meyakini tes tersebut merupakan cara untuk mencoret para pegawai yang berintegritas. Termasuk para kepala satuan tugas (kasatgas) yang sedang menangani kasus korupsi kelas kakap.
"Tes ini merupakan cara untuk membenarkan pencoretan figur-figur yang sedang menangani perkara megakorupsi, kasatgas kasus-kasus melibatkan para politisi dan orang yang menjabat di posisi internal yang penting bagi integritas KPK di masa depan," kata Feri.
Sedangkan, Sekjen KPK, Cahya H. Harefa menyebut hasil tes para pegawainya masih tersegel rapi. Rencananya, pengumuman akan disampaikan dalam waktu dekat sebagai bentuk transparansi.
Cahya membantah kabar miring soal pemecatan penyidik KPK. Ia berdalih, sebelumnya sudah ada 1.349 pegawai KPK yang lolos sejak April lalu.