Bos Baru NASA Ketar-Ketir Lihat Kemajuan Badan Antariksa China
ERA.id - Kepada para legislator Amerika Serikat, Administrator NASA Bill Nelson, Rabu, (19/5/2021) menyatakan organisasinya sedang menghadapi kompetisi ketat di bidang penjelajahan antariksa, akibat kemajuan pesat dari badan antariksa China.
Nelson, mantan politisi yang ikut dalam misi ke luar angkasa pada 1986, mengatakan bahwa China dalam waktu tak terlalu lama lagi bakal mengirim beberapa mesin penjelajah ke kutub selatan bulan. Padahal, area tersebut juga yang saat ini tengah disasar oleh NASA, demikian dilaporkan oleh CBS News.
Namun, bulan bukanlah satu-satunya medan persaingan antara badan antariksa kedua negara adidaya ini.
Dalam sesi dengar virtual bersama sebuah subkomite Kongres AS, Nelson menunjukkan foto yang diproduksi robot penjelajah Zhurong milik China, yang berhasil mendarat di Planet Mars pekan lalu.
"Ini adalah mesin penjelajah China yang telah mendarat di Mars dan telah mengirimkan foto ini," sebut Nelson, dikutip CBS News.
Misi antariksa China ke Mars sendiri dikategorikan tidak semutakhir mesin penjelajah Perseverance dan Curiosity. Namun, misi mereka juga menggunakan sebuah robot pengorbit canggih.
Administrator NASA yang baru saja diresmikan oleh Senat itu juga mengatakan China sedang mempersiapkan misi menuju kutub selatan bulan. Pemerintah Negeri Tirai Bambu disebut akan mengirim "mesin pengorbit dan penjelajah bulan di dekade 2020an."
"Saya rasa ini menjadi alasan lain tentang apakah kita mau serius dan bekerja keras dalam mendaratkan manusia-manusia berikutnya di daratan bulan," kata Nelson.
Salah seorang anggota Kongres AS menyatakan perkembangan antariksa China di bulan dan Planet Mars menjadi dorongan agar AS "tidak kehilangan fokus dalam mengembangkan program antariksanya."
Sesi dengar tersebut, sebut CBS News, diadakan untuk membicarakan anggaran sementara pemerintahan Presiden Joe Biden, yang memuat 24,7 miliar dolar untuk NASA, atau naik 6 persen dari level pendanaan saat ini.
Sebagian besar dana untuk NASA itu bakal dialokasikan untuk program ambisius bernama 'Artemis', yaitu program pembangunan Sistem Luncur Roket Luar Angkasa yang pengerjaannya akan melibatkan perusahaan Boeing dan Lockheed Martin.
Penerbangan roket SLS (Space Launch System) ini rencananya dijalankan NASA pada 2023. Berikutnya, dalam waktu satu atau dua tahun kemudian, badan antariksa Amerika itu bakal menjalankan misi mendaratkan wanita pertama di bulan.