Riset: Anjing Mendeteksi Covid-19 Lebih Cepat Daripada Tes PCR
ERA.id - Lebih cepat dari tes PCR dan lebih akurat daripada alat tes cepat, senjata terkini untuk memberantas infeksi Covid-19 kini memiliki empat kaki dan penciuman yang tajam.
Sebuah penelitian yang makalahnya dipublikasikan Senin, (24/5/2021), menemukan bahwa pasien yang terinfeksi Covid-19 mengeluarkan bau badan yang khas, yang kemudian mudah dikenali oleh anjing-anjing yang dilatih untuk mendeteksi secara presisi.
Berdasarkan laporan The Guardian, anjing terlati itu - salah satunya dari ras golden labrador - memiliki lendir di hidungnya yang bekerja sesuai kebutuhan deteksi Covid-19. Lendis, atau mukus, itu mengurai molekul bau dari udara dan membawanya ke reseptor penciuman di ujung atas hidung mereka.
Sementara manusia hanya memiliki 5 jutareseptor penciuman (olfaktori), spesies anjing memiliki 300 juta reseptor.
Dalam riset yang dijalankan di London, Inggris itu, enam ekor anjing diikutsertakan dalam studi. Penelitian menunjukkan bahwa sensitivitas anjing mencapai 94,3% dalam hal mencium 'bau' infeksi Covid-19 dari pakaian yang pernah dipakai oleh pasien corona. Artinya, bila ada 100 orang pasien Covid-19, anjing-anjing ini bisa mendeteksi 94 di antaranya.
Sensitivitas itu lebih baik daripada 58% hingga 77 persen dari tes cepat, dan sedikit di bawah level PCR, yaitu 97,2 persen.
Namun, anjing pendeteksi Covid-19 ini mampu mendeteksi lebih cepat dari PCR karena bisa menciptakan diagnosis dalam waktu satu detik.
"Ini mencakup orang-orang tanpa gejala, dan juga orang yang hanya memiliki sedikit konten virus," sebut Prof James Logan, orang yang ikut memimpin penelitian ini.
Perlu delapan hingga 10 pekan agar para anjing mampu mendeteksi Covid-19. Mereka belajar mendeteksi infeksi menggunakan kaos, kaus kaki, dan masker yang didonasikan oleh masyarakat dan staf layanan kesehatan Inggris (NHS), beberapa di antara mereka pernah terinfeksi Covid-19.
Namun, meski akurat, para anjing ini tidak akan menggantikan tes PCR. Meski mereka bisa dengan cepat menyeleksi orang-orang di bandara yang diduga terinfeksi Covid-19, identifikasi ini tetap akan membutuhkan tes PCR.
Tantangan terbesarnya, tulis The Guardian, adalah bagaimana pelatihan deteksi oleh anjing-anjing ini bisa diperluas. Penelitian juga masih dilakukan untuk memastikan molekul bau apa yang dideteksi oleh para anjing tersebut, yang nantinya bisa direkayasa menjadi bahan pelatihan deteksi Covid-19 oleh anjing-anjing lainnya.