Wamenkes Ungkap Sudah Ada Penyebaran Mutasi COVID-19 Lokal di Indonesia
ERA.id - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan, telah ditemukan varian mutasi COVID-19 lokal di Indonesia. Varian mutasi virus Corona ini, merupakan varian of concern dari kasus mutasi COVID-19 Inggris, India, dan Afrika Selatan.
Dante mengatakan, tercatat 54 kasus mutasi COVID-19 yang terjadi di Indonesia. 35 diantaranya adalah varian of concern yang berasal dari migrasi dari luar Indonesia. Sedangkan 19 diantaranya tidak ada kontak dengan Indonesia.
"Artinya, bahwa sudah ada penyebaran kontaminasi lokal di Indonesia untuk varian of concern yang terjadi secara mutasi," kata Dante dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/5/2021).
Dante lantas mencontohkan kasus kontaminasi lokal yang terjadi di Cilacap, Jawa Tengah. Menurutnya, hal ini berawal dari anak buah kapal (ABK) kapal asal Filipina yang berlabuh di Indonesia. Kapal tersebut sebelumnya sempat berlabuh di India.
Dari 20 ABK yang telah dilakukan pemeriksaan skrining genomik, 14 orang diantaranya teridentifikasi positif COVID-19 varian B1617 dari India. Dari 14 orang tersebut, setelah dilakukan tracing, ternyata sudah menularkan ke 31 tenaga kesehatan (nakes).
"Padahal nakes sudah memakai APD pada saat kontak itu keluarganya di-tracing lagi ketemu 12. Terus di-tracing lagi, ketemu 6 kasus positif. Jadi ada 49 kasus yang terular dari awalnya 14 kasus," kata Dante.
Hal ini, kata Dante, menunjukan bahwa laju penularan mutasi baru COVID-19 sangat agresif. Dari catatan Kementerian Kesehatan, laju penularan yang disebabkan oleh mutasi baru COVID-19 sebesar 3,35 kali lipat lebih cepat dibandingkan yang ada saat ini.
"Dari 14 kasus menjadi 49 kasus ini artinya, laju penularannya kira-kira 3,35 kali lipat dibandingkan dengan target kita. Seharusnya laju penularan harus kurang dari 0,9 atau paling tinggi 1 kali lipat, kalau kita ingin mendefinisikan kasus itu tidak menular secara berat," kata Dante.
"Jadi, karakteristik virus yang ada sekarang itu lebih mudah melakukan penyebarannya dibandingkan dengan mutasi lokal yang ada sekarang," pungkasnya.