Begini Cara Kirim Bantuan Donasi ke Palestina, Pakai Siasat dan Strategi Ini Agar Bisa Sampai

ERA.id - Rakyat Indonesia berbondong-bondong memberikan donasi kepada warga Palestina yang kini menjadi korban konflik dengan Israel.

Bantuan donasi dari masyarakat disalurkan lewat berbagai organisasi kemanusiaan, kelompok ormas, hingga pendakwah yang menggalang bantuan untuk rakyat Palestina.

Sebagai negara yang status politiknya masih diperdebatkan karena wilayahnya dikuasai Israel, Banyak pihak yang meragukan bantuan bisa sampai ke Palestina.

Lalu bagaimana caranya bantuan dari warga Indonesia bisa sampai ke rakyat Palestina? Pendiri Niqab Squad Indadari Mindrayanti mengungkapkan cara dan strateginya agar bantuan dari para donatur bisa sampai Palestina.

Ia mengungkapkan menyalurkan bantuan lewat kenalan dan anak angkatnya yang berada di Palestina.

"Alhamdulillah, kita dibantu kawan kita di sana, syekh di sana. Saya sendiri punya anak angkat di Gaza. Ada keluarganya, ada teman, kita mintain tolong untuk distribusi bantuan," katanya, kepada ERA.id, Rabu (2/6/2021).

Hingga kini, Niqab Squad berhasil mengumpulkan donasi Rp2 miliar dan masih terus bertambah.

Mereka memberikan bantuan berupa dapur umum, trauma healing bagi anak-anak, membuat sumur air bersih, dan bantuan untuk para penjaga Masjid Al-Aqsa.

 

 

 

 

 

Lihat postingan ini di Instagram

Ternyata menyalurkan bantuan ke wilayah Yerusalem dan Gaza di Palestina ada perbedaannya. Seperti diketahui, wilayah Palestina dibagi dua yakni Tepi Barat yang termasuk di dalamnya Yerusalem, dan Jalur Gaza.

Indadari mengungkapkan lebih susah mengirim bantuan ke Yerusalem daripada ke Gaza. Padahal wilayah Gaza lebih tertutup dan diblokade Israel.

"Kendala transfer antar bank internasional itu susah. Butuh waktu berhari-hari. Kalau ke Yerusalem susah, ambil uang di Western Union, kalau ada keteranga bantuan Palestina suka ditolak," sambungnya.

Sedangkan, mengirim bantuan dalam bentuk uang ke Gaza ternyata lebih mudah. Tak ada pertanyaan dari teller bank ataupun blokade dari Israel.

Kendalanya lebih bersifat teknis seperti listrik mati dan bank-nya dibom Israel.

"Kalau ke Gaza Allah jaga terus, enggak ada blokade ke Gaza. Western Union tutup karena mati lampu, atau kantornya rusak kena bom jadi ambil uang susah. akhirnya kita transfer antar bank, jadi mereka ambil uang di ATM," jelasnya.

Akhirnya, Indadari diberi tips cara mengirim uang ke wilayah konflik tersebut. Menurut warga Palestina, ia dilarang menggunakan kata 'Palestina' di keterangan pengiriman uang. Dengan begitu maka pihak Israel akan mengizinkan pencairan uang.