Kematian Wakil Bupati Sangihe Dikaitkan dengan Pembunuhan Munir dan Munirisasi
ERA.id - Wakil Bupati Sangihe, Sulawesi Utara, Helmud Hontong, Kamis (10/6/2021) kemarin, meninggal dunia di dalam pesawat Lion Air, pemberangkatan dari Bali menuju Manado.
Hal itu dibenarkan oleh Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro.
Menurut kronologinya, pesawat yang ditumpangi Helmud Hontong berangkat dari Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali pada pukul 15.08 Wita dan dijadwalkan tiba di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin pada 16.08 Wita.
"Pada pukul 15.40 Wita, terdapat satu penumpang dimaksud (Helmud Hontong) yang membutuhkan pertolongan medis lebih lanjut," ujar Danang, Kamis (10/6/2021).
Melihat itu, pimpinan awak kabin bersama kru, langsung menghampiri Helmud Hontong. Usai mengamati kondisi Helmud, pimpinan awak kabin segera mengumumkan bahwa apakah dalam penerbangan ini ada dokter atau tenaga medis.
"Di penerbangan JT-740 terdapat tenaga medis (kesehatan), yang dibuktikan dengan tanda identitas secara resmi," kata Danang.
Menurut prosedur kerja penanganan penumpang, awak kabin segera memberikan POB (tabung oksigen portabel). Pakaian Helmud juga dilonggarkan, wajahnya dibersihkan, kursinya dibuat nyaman, serta memasangkan masker oksigen.
Usai berdiskusi panjang, pilot pun mengarahkan penerbangan ke bandara terdekat yakni Bandara Internasional Hasanuddin (sebagai bandara tujuan).
"Pesawat mendarat pada 16.17 Wita, ketika posisi pesawat sudah sempurna dan berada di landas parkir (apron), tim medis bersama petugas Lion Air melakukan penanganan dan penjemputan dari pintu pesawat bagian belakang, kemudian dilakukan pemeriksaan dan pertolongan. Lion Air mendapatkan informasi dari pihak tim medis, bahwa penumpang inisial HH (Helmud Hontong) meninggal dunia," ungkapnya.
Membatalkan tambang di Sangihe
Sebelum meninggal, Helmud diketahui membuat surat permohonan pembatalan izin operasi pertambangan emas yang akan mengorbankan setengah luas daratan yang ada di wilayah Kepulauan Sangihe.
Hal tersebut juga dibenarkan Bupati Kepulauan Sangihe Jabes Gaghana, Kamis (10/6/2021). Katanya, Helmud Hontong semasa hidup menolak aktivitas pertambangan emas di Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Munirisasi dan kematian Munir
Sebab persoalan tambang dan meninggalnya Helmud inilah, banyak netizen yang kemudian mengaitkan dengan kematian aktivis HAM Munir yang sebelumnya diracun pakai arsenik di atas pesawat menuju Belanda.
Walau belum ada kepastian soal penyakit apa penyebab dari meninggalnya Helmud, namun netizen kadung mengedarkan petisi soal munirisasi. Bagaimana isinya?
Petisi ini terinspirasi dari wafatnya mendiang Munir Said Thalib di pesawat terbang Jakarta-Amsterdam dan meninggalnya mendiang Helmud Hontong (Wakil Bupati Sangihe) di pesawat terbang dari Denpasar-Makassar secara tiba-tiba.
Kesamaan di antara keduanya bukan pada lokasi meninggalnya, yakni di dalam pesawat terbang, melainkan bahwa keduanya adalah pejuang kemanusiaan. Tentu ada perbedaan: mendiang Munir pejuang hak asasi manusia, sementara mendiang Helmud Hontong membela lingkungan hidup di Sangihe melawan ekspansi pertambangan. Meninggalnya kedua sosok tersebut hanya sebagai latar belakang saja, bukan sebagai alasan.
Petisi ini tidak bermaksud untuk melecehkan atau menghina martabat mendiang Munir. Petisi ini bermaksud untuk menjadi salah satu rintisan awal untuk menanamkan kesadaran dalam perkataan sehari-hari tentang pentingnya perjuangan kemanusiaan dan bahwa perjuangan kemanusiaan mau tak mau mengorbankan tetes keringat, darah, air mata, bahkan nyawa.
Apabila ada kata atau gagasan yang lebih tepat untuk menggambarkan pembunuhan mendadak terhadap pejuang kemanusiaan, maka bukan mustahil petisi ini ditarik dari peredaran.
Petisi ini juga bermaksud untuk mengajak semua pihak agar mengadopsi kata 'munirisasi' sebagai perlambang peristiwa pembunuhan bagi pejuang-pejuang kemanusiaan, sebagai terjemahan Indonesia yang khas bagi kata 'assassination' dalam bahasa Inggris.
Apabila kata tersebut dalam bahasa Inggris berfokus kepada pelaku, 'munirisasi' berfokus pada perjuangan kemanusiaan yang terpaksa ditinggalkan sebagai akibat wafatnya sang pejuang.
Di samping kita sudah mengetahui bahwa mendiang Munir terbunuh, petisi ini juga mengajak semua pihak untuk memperingati peristiwa kematiannya dengan kata 'munirisasi'. Kata ini menggambarkan bahwa menjadi korban bukan hanya mendiang, melainkan juga kemanusiaan.
Mudah-mudahan dengan terpenuhinya petisi ini, perjuangan tak berhenti sampai di sini dan penindasan dapat berhenti.
Terima kasih telah berpartisipasi.