Gelombang Panas Baru Saja Reda, Kini Kebakaran Hutan Terjang Kanada
ERA.id - Setelah gelombang panas menerjang tiga hari berturut-turut dan membuat suhu udara sempat melonjak jadi 49,6 derajat Celsius, pada Rabu, (30/6/2021), cuaca panas di Kanada akhirnya sedikit mereda. Warga berharap situasi membaik.
Namun, tak disangka, di hari yang sama, api muncul di kawasan hutan dan merambat dengan cepat menuju pemukiman warga yang terletak 153 km sebelah timur laut kota Vancouver, Kanada.
Melansir The Guardian, api 'menyambar' dengan cepat sampai-sampai otoritas setempat tak punya waktu untuk menyampaikan pengumuman evakuasi.
Warga yang melihat asap hitam membumbung dari arah hutan langsung membawa barang yang perlu dievakuasi, dan pergi dari rumah. Dalam waktu beberapa jam, kebanyakan rumah di kawasan Lytton - pemukiman yang dikepung api - telah hangus terbakar.
"Kawasan Lytton yang kita kenal telah lenyap," tulis seorang warga setempat, Edith Loring-Kubanga, via Facebook. Ia mengaku hanya sempat menyelamatkan koper, bantal, komputer, dan dompetnya.
"Kami menjejalkan sebanyak mungkin orang ke dalam kendaraan kami dan mulai menyetir... Tak ada listrik atau internet di Lytton, dan setiap orang berusaha saling menghubungi," tulisnya.
Ia mengaku sangat sedih dan menyebut bahwa komunitas tempat tinggalnya telah kehilangan segalanya, seperti diberitakan di The Guardian.
Warga di kawasan barat Kanada - termasuk orang-orang di Lytton - kini harus berjibaku dengan efek samping cuaca panas yang muncul tiba-tiba belakangan. Dampak tersebut mencakup sejumlah kematian mendadak dan munculnya api yang merambat di hutan-hutan yang tengah kering.
Pada Rabu, provinsi British Columbia melaporkan 486 kematian mendadak, jauh melebihi angka 165 kematian yang terjadi di periode yang sama sebelumnya. Kebanyakan mereka yang wafat mendadak adalah lansia, tinggal sendirian, dan berada di rumah yang temperatur ruangannya sangat panas dan kurang memiliki ventilasi, dilansir dari The Guardian.
Fenomena 'heat dome' yang menaungi wilayah British Columbia di Kanada diduga ikut memicu 26 kebakaran hutan dalam beberapa hari terakhir. Fenomena ini menciptakan 'benteng' di area Samudera Pasifik Utara sehingga udara dingin dari laut tak bisa mengalir ke daratan.
Sejumlah pakar - dan PM Kanada Justin Trudeau serta Presiden AS Joe Biden - telah menghubungkan insiden gelombang panas akhir-akhir ini sebagai dampak perubahan iklim, yang diduga memang memicu makin seringnya cuaca buruk di masa depan.