COVID-19 Varian Delta Mulai Merebak di Indonesia, Berikut Ciri-Ciri Wilayah yang Terpapar

ERA.id - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan ciri-ciri daerah yang telah mengalami paparan COVID-19 varian Delta. Ciri tersebut didapatkan dari hasil diskusi dengan epidemiolog dan diaspora Indonesia yang ada di luar negeri.

"Cirinya dua, yaitu CT-nya lebih rendah dan kemudian di masa aktifnya lebih cepat. Jadi sembuhnya lebih cepat tapi meningkat keparahannya lebih cepat," ujar Budi dalam keterangan pers yang dikutip dari kanal YouTube Kemenko Perekonomian, Sabtu (10/7/2021).

Adapun CT yang dimaksud oleh Budi yaitu Cycle Threshold Value atau nilai indikator yang digunakan untuk mengetahui kondisi seorang pasien positif COVID-19.

Budi mencontohkan dengan data angka CT di Sumatera Barat. Pada akhir Desember 2020 lalu saat varian Delta belum menyebar angka CT terendah mencapai 12,15. Namun, saat varian ini masuk pada Juni lalu, angka CT terendah mencapai 8,22. Hal yang sama juga terjadi wilayah Jakarta, Kudus, dan Bangkalan pada Juni lalu di mana angka CT terendah mencapai di bawah 10.

Dengan kecenderungan CT rendah, menurut Budi, suatu daerah rawan terpapar varian Delta. "Bisa dilihat daerah-daerah yang rata-rata CT minimal rendah yang kemungkinan sudah dimasuki varian Delta," kata Budi.

Ketika ada daerah yang memiliki kecenderungan terpapar varian Delta, maka pemerintah harus segera melakukan upaya antisipasi yang tepat sesuai karakteristik varian virus tersebut. Mengingat, varian Delta lebih cepat menular daripada varian Alpha.

"(Varian Delta) tidak lebih mematikan tapi penularannya lebih cepat sehingga tata cara perawatan di rumah sakitnya dan agresifitas untuk melakukan testing harus ditingkatkan," tegas Budi.

Oleh karenanya, Budi meminta pemerintah daerah harus memasukkan angka CT pada sistem pelaporan kasus COVID-19. Hal ini bertujuan agar pemerintah dapat memonitor perkembangan penularan virus varian Delta di berbagai wilayah di Indonesia.

Dengan begitu, apabila ditemukan ada daerah dengan CT rendah, maka pemerintah bisa segera melakukan antisipasi lebih cepat.

"Kita sudah ambil keputusan, setiap uji PCR, CT Value harus dimasukkan ke dalam sistem pelaporan jadi antisipasi penyebaran Delta bisa dilakukan di sana. Senin kita mulai ini," pungkasnya.