Kapan Pandemi COVID-19 Berakhir? Menkes: Bisa Berubah Jadi Epidemi jika Pengobatannya Baik
ERA.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, pandemi COVID-19 belum akan berakhir dalam waktu dekat.
Namun, ke depannya pandemi ini akan berubah menjadi epidemi normal jika penangananya dilakukan dengan baik.
"Kami sebenarnya melihat bahwa semua pandemi ini kan nggak akan berakhir cepat. Dia nanti akan berubah menjadi epidemi normal dan itu akan terjadi kalau memang pengobatannya atau terapinya itu baik," ujar Budi dalam acara Sosialisasi Rekomendasi Guru Besar FK UNAIR Untuk Percepatan Penanganan COVID-19 yang disiarkan di kanal YouTube Faculty of Medicine Universitas Airlangga Official, Jumat (30/7/2021).
Karena itu, Budi meminta Fakultan Kedokteran di perguran tinggi, termasuk Unair, untuk bekerja sama dengan pemerintah melakukan riset dan memberi masukan terapi apa yang bisa digunakan untuk mengurangi tingkat fatalitas di rumah sakit.
Budi mengaku sudah meminta Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono untuk membentuk kelompok kerja yang berisikan peneliti, akademisi, dan juga lembaga untuk mengembangkan obat terapi COVID-19 di dalam negeri.
"Beri masukan kepada kami terapi-terapi apa yang memang memiliki kans besar untuk bisa mengurangi fatalitas di rumah sakit. Terapi yang paling baik, paling murah, paling bisa menyembuhkan orang di rumah sakit," kata Budi.
Dalam kesempatan itu, Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto menambahkan, bahwa pemerintah saat ini sedang mempersiapkan strategi sebelum dan sesudah pencapaian kekebalan kelompok atau herd immunity.
Hal ini, kata Airlangga diperlukan, sebab ke depannya pandemi COVID-19 diprediksi akan menjadi endemi.
"Kita sedang mempersiapkan strategi pre dan post pencapaian herd immunity, di mana tentunya post pencapaian herd immunity kita ketahui bahwa pandemi COVID ini akan begerser ke depannya menjadi endemi," kata Airlangga.
Untuk itu, pemerintah terus membuat strategi vaksinasi pasca terbentuknya herd immunity. DIa menekankan, strategi tersebut penting untuk dipikirkan dari sekarang dan karenanya membutuhkan bantuan dari perguruan tinggi agar segera menciptakan vaksin COVID-19 produksi dalam negeri.
Dengan adanya vaksin COVID-19 produksi dalam negeri maka kedepannya diharapkan ketergantungan pemerintah terhadap vaksin COVID-19 dari luar negeri akan berkurang.
"Untuk menghadapi ini masih diperlukan vaksinasi dan tentu strategi vaksinasi post pencapaian herd immunity perlu dipikirkan dari sekarang," kata Airlangga.
"Dan tentu kantor kami bersedia untuk terus bekerja sama dengan Unair agar bisa disiapkan strategi yang tepat terkait mekanisme distribusi maupun mengurangi ketergantungan akan impor vaksin ke depan," pungkasnya.