Vaksin Pfizer dan Moderna Butuh Suhu Beku, Indonesia Beli 55 Lemari Es Khusus dari UNICEF
ERA.id - Pemerintah bakal membeli 55 unit lemari pendingin dari United Nations Children's Fund (Unicef) untuk penyimpanan vaksin dengan platform messenger RNA (mRNA) seperti Moderna dan Pfizer.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, pembelian lemari pendingin vaksin tersebut merupakan bagian dari usaha pemerintah untuk memperkuat jalur distribusi rantai dingin atau cold chain vaksin.
"Untuk bisa memperkuat jalur distribusi rantai dingin ini, pemerintah sudah memutuskan kita akan membeli 55 unit lemari es tempat penyimpanan khusus yang bisa sampai -80 derajat celcius melalui Unicef," ujar Budi dalam paparannya saat menghadiri Rapat Dengat Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI, Jakarta, Rabu (25/8/2021).
Budi menjelaskan, alasan pemerintah membeli lemari pendingin dari Unicef karena organisasi tersebut menjual dengan harga murah dan penyediannya lebih cepat. Namun, dia tak menjelaskan lebih rinci berapa biaya yang harus dikeluarkan pemerintah untuk pembelian lemari pendingin tersebut.
Selain itu, Unicef juga sudah teruji mendistribusikan milyaran vaksin untuk anak-anak di seluruh dunia.
"Jadi kami membeli langsung lewat mereka (Unicef) karena harganya jauh lebih murah dan ketersediannya lebih cepat," kata Budi.
Selain membeli dari Unicef, pemerintah juga sudah melobi Covax/GAVI untuk mendapatkan lemari pendingin untuk penyimpanan vaksin berplatform mRNA. Rencananya, sebanyak 17 unit ultra temperature cold chain ini yang akan tiba minggu depan di Indonesia.
Budi mengatakan, nantinya lemari pendingin itu akan dikirim ke seluruh ibu kota provinsi di seluruh Indonesia. Sehingga, ibu kota provinsi bisa menjadi pusat penyimpanan vaksin berbasis mRNA.
"Nanti rencanaya kita akan deploy ke 34 ibu kota provinsi. Sehingga ibu kota provinsi bisa menjadi hub-hub penyimpanan vaksin-vaksin yang membutuhkan penyimpanan ratai dingin sampai -80 drajat celcius," kata Budi.
Lebih lanjut, Budi menjelaskan, saat ini pemerintah memang tengah membangun jariangan distribusi rantai dingin untuk vaksin mRNA dengan suhu sampai -80 drajat celcius. Hal ini merupakan bagian dari reformasi sistem ketahanan kesehatan nasional.
"Agar bila terjadi pandemi lagi seperti ini, kita bisa mendistribusi segala macam jenis vaksin dengan segala macam rantai dinginnya," kata Budi.