Risma Tegaskan Pentingnya Deteksi Dini Bom
“Kami sedang siapkan alat untuk deteksi dini bom,” kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat ditemui di Kantor Wali Kota Surabaya, Selasa (15/5/2018).
Menurut Risma, deteksi dini bom menjadi hal yang sangat penting untuk meminimalisasi korban.
“Yang paling penting menurut saya adalah deteksi dini supaya tidak ada korban,” ujarnya.
Untuk mengefektifkan alat deteksi dini ini, Risma mengatakan, akan berkoordinasi dengan RT, RW, dan para takmir masjid.
Sementara itu di Jakarta, Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, sebelum melakukan bom bunuh diri, Dita Oeprianto yang menjadi pelaku pengeboman di Gereja GPPS di Jalan Arjuno, Surabaya sempat menitipkan bom yang telah dirakitnya kepada dua orang pelaku lainnya untuk melakukan aksi serupa.
“Dita sempat menitipkan bom kepada Tri dan kepada Anton. Tri adalah pelaku di Mapolrestabes,” kata Setyo kepada wartawan di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (15/5).
Baca Juga : Seperti Ini Kondisi Kosan Milik Teroris di Surabaya
Infografis (era.id)
Namun, bom tersebut tak langsung diserahkan Dita kepada kedua orang tersebut, melainkan melalui perantara yaitu F alias Wicang yang telah meninggal akibat ditembak oleh pihak kepolisian karena melawan saat digerebek.
“Wicang ini dititipkan bom oleh Dita dan diserahkan kepada Tri. Diduga Wicang, Dita, dan Tri sudah siap melakukan bom bunuh diri,” jelas Setyo.
Sebelumnya, Polda Jawa Timur menyebut korban tewas dalam teror bom di Surabaya dan Sidoarjo pada Minggu (13/5) dan Senin (14/5) berjumlah 28 orang yang terdiri dari pelaku, petugas kepolisian, maupun masyarakat.
Jumlah korban luka-luka dalam aksi terorisme tersebut sebanyak 57 orang, termasuk anggota keluarga yang diduga menjadi pelaku pengeboman.
Baca Juga : Polisi Tangkap Peneror Bom gereja Santa Anna
Infografis (era.id)