Jangan Sepelekan Kondisi Mental Korban Pemerkosaan, Lakukan Ini untuk Membantunya Pulih!

ERA.id - Memulihkan dan mengobati mental korban pemerkosaan adalah hal sulit. Meski begitu, bukan berarti si korban tak bisa disembuhkan.

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa RSIA Limijati Bandung Elvine Gunawan kepada ERA, mengaku kalau ruang privasi korban juga mesti dihargai, bukan cuma didampingi secara intens yang dilakukan oleh psikolog atau psikiater.

"Pada dasarnya, segala jenis prilaku yang mengakibatkan trauma mendalam, tentu akan sulit diterima," jelasnya.

Dikatakannya, untuk isu seksual saat pelaku mengintervensi korban pada area yang sangat privat (pribadi), bisa menimbulkan perasaan gagal dari dalam diri korban.

"Korban pemerkosaan atau kekerasaan seksual yang skalanya terendah sekalipun, bisa membuatnya mengutuk diri sendiri, itu karena ada perasaan gagal menjaganya," papar Elvine.

Gejala yang dimiliki korban, lanjutnya, perlu diketahui oleh orang sekitar, guna mendukung pemulihan mental secara bertahap. Pada permasalah ini, sangat dibutuhkan dukungan orang terdekat. Si korban akan terus mengingat kejadian yang membuatnya tidak berdaya. Di sini, pendampingan secara spiritual bisa diberikan sehingga ada motivasi untuk hidup.

Nah soal trauma, Elvine bilang trauma yang mendalam yang dialami oleh korban, akan terus dipikirkan, sehingga masuk ke dalam alam bawah sadarnya, salah satunya adalah mimpi buruk.

Korban secara sadar saja, sudah merasakan kegelisahan yang sangat hebat, apalagi ketika hendak tertidur, tentu kejadian itu susah dihilangkan dalam pikiran.

Sementara soal emosi, perilaku juga bisa merasa bersalah karena tidak bisa menjaga diri, membuat emosi korban tidak bisa stabil, bahkan ketika ingatan saat peristiwa pelecehan kembali diingatnya.

Elvine juga menekankan agar pendamping korban pelecehan seksual dituntut lebih peka, salah satunya membantu korban untuk menghindari tempat atau hal yang ada kaitannya dengan pelecehan seksual.

"Apa yang dialami korban, secara keseluruhan tentu akan membuatnya merasakan kecemasan dan rasa tidak nyaman pada anggota tubuh yang menjadi objek peleceahan, untuk itu penangan yang optimal tetaplah dengan bantuan profesional yang kaitannya ada kesehatan jiwa," tegasnya.

Penangan profesional yang dimaksudnya yaitu, konseling dan terapi mental tergantung dari hasil pemeriksaannya. "Ini hanya bisa dilakukan oleh psikolog, apabila gangguannya sudah mengganggu kesejehteraan hidup, lekas tindak lanjuti dengan bantuan psikiater."