Kasus Guru Pukul Murid Berujung Damai, Wali Kota Surabaya: Pak Ali Orangnya Saleh...
ERA.id - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersyukur kasus kekerasan guru pukul siswa di SMP Negeri 49 Surabaya, berakhir damai setelah orang tua siswa mencabut laporannya di Polrestabes Surabaya.
"Saya terima kasih banyak, kita diberi contoh oleh Pak Ali (orang tua siswa korban kekerasan) bahwa warga Surabaya saling memaafkan. Kalau ada kekurangan dan kesalahan, bagaimana memperbaiki kesalahan itu agar menjadi lebih baik lagi," kata Eri, Sabtu (5/2/2022).
Diketahui kasus kekerasan yang dialami MR, siswa SMPN 49 Surabaya yang menjadi korban pemukulan guru JS, berakhir damai setelah orang tua korban, Ali Muhjayin mendatangi Polrestabes Surabaya untuk mencabut laporannya pada Jumat (4/2).
Bahkan, guru dan keluarga korban pun sudah saling memaafkan dan bersepakat menghentikan kasus tersebut.
Sejak awal, Eri memperhatikan kasus tersebut. Bahkan, ia juga sempat mengunjungi sekolah dan rumah korban di Jalan Kutisari Utara Gang 3. Ia bersyukur, kasus ini berakhir damai.
"Alhamdulillah, kemarin Pak Ali menyatakan akan istikharah, waktu saya datang ke rumah beliau. Saya sampaikan, Pak Ali ini orangnya saleh, hidupnya penuh dengan agama, sehingga waktu itu beliau menyampaikan akan mencabut itu (laporan)," kata Eri.
Ia menuturkan, bahwa sesama manusia itu memang harus saling memaafkan. Apalagi, manusia tidak bisa lepas dari salah. Bagi dia, hal ini pun telah ditunjukkan oleh keluarga Ali Muhjayin.
Bagi Eri, ketika membangun Surabaya ini dilakukan oleh dengan hati seperti Ali Muhjayin, maka dia yakin Kota Pahlawan akan menjadi lebih hebat dari hari ini.
"Rasa empati, rasa gotong royong dan tepo seliro itu ditunjukkan betul di Kota Surabaya. Semoga ini bisa menjadi contoh bagi saya pribadi wali kota, secara umum juga kepada seluruh warga Surabaya," katanya.
Terkait proses administrasi terhadap guru JS tersebut, Eri menyatakan proses ini tetaplah berjalan dan tengah ditangani oleh Inspektorat Surabaya. Ia pun bakal melakukan tes psikologi terhadap guru tersebut, sehingga muridnya dapat lebih nyaman.
"Insya Allah, ketika Pak Ali sudah mencabut laporan di polres, maka kami juga akan mempertimbangkan itu. Sehingga nanti ke depan gurunya juga diberikan kesempatan agar ini menjadi pembelajaran betul, maka tidak ada lagi kekerasan guru terhadap muridnya," terangnya.
Sementara itu, orang tua siswa Ali Muhjayin mengakui telah mencabut laporan polisi dan memaafkan guru tersebut.
Karena sejak awal, dia hanya ingin memperjuangkan dunia pendidikan. Bukan hanya mengenai pendidikan anaknya, tetapi dalam arti luas untuk masa depan pendidikan Indonesia.
"Dalam artian, saya ingin menjalankan kewajiban saya dari seorang ayah, itu mendidik anak saya dan menanamkan, ketika saya tidak bisa mengajarkan ilmu formal, saya tetap mengajarkan mereka budi pekerti, saling memaafkan dan berjiwa besar," kata Ali.
Apalagi, guru JS telah dianggapnya sebagai orang tua kedua yang telah mendidik anaknya di sekolah. Menurutnya, guru JS memiliki niat baik untuk mendidik anaknya. Hanya saja karena tersulut emosi, sehingga melakukan hal tersebut.
"Pak JS tetap sebagai orang tua murid saya, tentu saja orang tua saya juga. Jadi saya mempunyai kewajiban untuk menjaga dan menghormati Pak JS," katanya.
Tak lupa, Ali juga mengucapkan terima kasih kepada Eri Cahyadi yang sejak awal telah memberi atensi khusus terhadap keluarganya.
"Kami sebagai warganya, kami sebagai anaknya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas perhatian dan atensi yang luar biasa dari beliau. Ini luar biasa sekali bagi keluarga kami," katanya.