'Runtuhnya Pak Jokowi, Runtuhnya Pesantren dan Majelis Taklim', Habib Ini Sebut Bangga Punya Presiden seperti Jokowi
ERA.id - Habib Husein Ba'agil terang-terang menyebut bahwa dirinya merupakan pendukung pemerintah. Pendakwah asal Tuban, Jawa Timur, itu juga mengaku kecewa dengan sejumlah ulama yang kerap menebarkan ujaran kebencian kepada pemerintah dalam ceramahnya.
Mewakili para kiai dan habib yang kerap melontarkan narasi kebencian, baik kepada pemerintah, Presiden Jokowi, hingga institusi TNI-Polri, Habib Husein juga pun meminta maaf.
"Saya pro pemerintah. Salah atau benar saya bela pemerintah," kata Habib Husein saat menjadi bintang tamu di Podcast Deddy Corbuzier, Selasa (1/3).
"Di kesempatan yang mulia ini, mudah-mudahan didengarkan oleh presiden kita Baginda Presiden Joko Widodo, mudah-mudahan beliau memaafkan," lanjut dia.
Habib Husein Ba'agil lantas menyebut bahwa Indonesia berulang kali ingin diruntuhkan. Mulai zaman Presiden Soeharto, BJ Habibie, Megawati, hingga Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Untuk itu, di era pemerintahan Jokowi ia berharap masyarakat Indonesia bisa saling menjaga. Sebab runtuhnya Jokowi akan berdampak pada majelis taklim hingga pesantren.
"Pokoknya sekalinya zaman Pak Jokowi kita harus jaga Pak Jokowi ini bareng-bareng. Runtuhnya Pak Jokowi, runtuhnya majelis taklim. Runtuhnya Pak Jokowi, runtuhnya pondok pesantren," ujar dia.
Tak hanya itu, pendakwah yang dikenal dekat dengan KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman itu juga mengaku bangga dipimpin oleh Jokowi. Salah satunya karena banyaknya orang yang berjilbab di era Jokowi.
"Saya benar-benar bangga punya presiden seperti Pak Jokowi. Karena apa? Mulai orang pakai jilbab tambah banyak, kemudian tentara pakai jilbab mulai banyak, polisi pakai jilbab mulai banyak. Majelis taklim berkembang di mana-mana, pondok pesantren di mana-mana," ujar Habib Husein.
Ia lantas meminta masyarakat Indonesia untuk belajar dari negara-negara Timur Tengah seperti Libya dan Suriah yang runtuh karena rakyat dihasut untuk memusuhi pemerintahan yang sah.
"Makanya orang Indonesia ini harus belajar dari negara-negara Arab," pungkas dia.