ERA.id - Nama Habib Husein Ba'agil mendadak jadi trending topic di Twitter usai diundang di podcast Deddy Corbuzier, Selasa (1/3). Dalam pernyataannya, pendakwah yang dikenal dekat dengan KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman itu menyampaikan permohonan maaf untuk Presiden Jokowi.
Hal itu karena ceramah sejumlah ulama, baik dari kalangan kiai maupun habib yang kerap melontarkan kata-kata kasar yang menyinggung perasaan.
"Di kesempatan yang mulia ini, mudah-mudahan didengarkan oleh presiden kita Baginda Presiden Joko Widodo, mudah-mudahan beliau memaafkan," kata Habib Husein.
"Kami para habaib, kami para ulama apabila ceramahnya menggores perasaan beliau, kami mohon maaf. Mewakili dari siapa pun yang mereka dikatakan habaib di negara ini," sambung dia.
Tak hanya kepada Jokowi, Habib Husein juga menyampaikan permohonan maaf kepada institusi TNI-Polri jika ada ulama yang ceramahnya menyinggung dan melukai perasaan.
"Kepada pemerintahan, kepada TNI-Polri yang selama ini mendengarkan, ada mungkin ustaz, mungkin habaib, mungkin ceramahnya menggores perasaan saya minta maaf mereka yang salah bukan Islam yang salah," kata Habib Husein.
Ia lantas menyebut bahwa Nabi Muhammad sebagai manusia paling sempurna masih diancam oleh Allah SWT jika berkata kasar terhadap umat.
Habib Husein juga mengatakan bahwa siapa pun yang kerap berkata kasar tidak akan diterima oleh masyarakat, bahkan Nabi Muhammad sekalipun.
"Lantas Anda ini pengikut siapa menggunakan majelis taklim untuk mencaci maki, untuk membuka aib, mengucapkan aib menyebut namanya," kata Habib Husein.
Saat ditanya apakah dirinya tidak takut diacam karena dianggap membela pemerintah, Habib Husein terang-terangan mengatakan bahwa dirinya pro pemerintah.
"Saya pro pemerintah. Salah atau benar saya bela pemerintah," imbuh dia.
Habib Husein kemudian menukil sebuah hadis Nabi yang menyebutkan bahwa rakyat harus taat dan patuh pada pemerintah.
"Sampai dikatakan Rasulullah: 'Jika pemerintah kalian datang dengan membawa cambuk, kalian dicambuk, kalian harus taat pada pemerintah'. Itu (kata) siapa? Nabi. Bukan kebijakan saya, kebijakan Rasulullah. Kalau Anda ingin mengkritisi kebijakan ini, Anda keluar dari Islam," kata dia.