'Teroris Ledakkan Diri di Kerumunan Tak Langgar HAM, Giliran Ditembak Mati Melanggar HAM', Abu Janda Kenang Perkataan Ahok: Persetan dengan HAM..
ERA.id - Pegiat media sosial, Permadi Arya atau yang akrab disapa Abu Janda mengunggah video pernyataan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terkait pemberantasan terorisme.
Ahok menyebut bahwa aksi aparat yang menembak mati teroris sering kali berujung pada hujatan.
"Jadi kita terbaik-balik tahu nggak? Teroris yang meledakkan diri di tengah kerumunan, dianggap tidak melangggar HAM. Terorisnya terpaksa ditembak itu melanggar HAM," kata Ahok dalam videonya.
Ia lantas mengingatkan anak muda untuk tidak berpandangan seperti itu. Karena bisa membuat aparat gamang untuk bertindak.
"Makanya saya katakan, anak muda kalau berpandangan seperti itu hati-hati kalian. Kalian membuat aparat gamang untuk bertindak," kata Ahok.
"Saya penganut yang sama. Kalau ada satu orang harus mati untuk orang banyak. Lebih baik dia mati. Itu yang saya lakukan," tambah dia.
Menanggapi itu, Abu Janda mengaku sepakat dengan pernyataan Ahok. Menurut dia, banyak pihak yang sengaja membuat aparat gamang untuk bertindak.
Ia lantas menyoroti sikap Komnas HAM yang memanggil Densus 88 Antiteror terkait penembakan terduga teroris dr. Sunardi.
"Densus88 dipanggil @komnas.ham karena ngedor teroris dr.sunardi.. saya jadi ingat kata pak ahok, memang ada pihak yang sengaja ingin membuat aparat menjadi gamang untuk bertindak.. sengaja ingin lemahkan aparat," kata Abu Janda, dilihat ERA, Senin (14/3/2022).
Abu Janda menambahkan bahwa teroris tidak berpikir HAM saat meledakkan diri. Untuk itu, aparat seharusnya tidak perlu memikirkan HAM untuk menembak teroris.
"Teroris tidak mikir ham waktu ledakin diri.. aparat pun tidak perlu mikir ham untuk ngedor teroris," kata Abu Janda.
"Mau dia dokter, mau dia difabel, teroris ya teroris, DOR aja! persetan dengan ham 🖕 #saynototerrorism," tambah dia.
Sebelumnya, Tim Desus 88 Antiteror melakukan tindakan tegas terukur terhadap dokter Sunardi karena melakukan perlawanan saat petugas melakukan penangkapan. Perlawanan dengan menabrakkan mobil double cabin yang dikendarai-nya ke arah petugas dan masyarakat sipil yang ada di lokasi kejadian.
Akibat peristiwa tersebut, dokter Sunardi tewas saat hendak dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Surakarta, dengan luka di punggung atas dan bagian pinggul.