Penanganan Pelaku Klithih Diminta Libatkan Alumni Sekolah, JPW: Perlu Sekolah Khusus
ERA.id - Penanganan asus kejahatan jalanan dengan pelaku dan korban para remaja di Jogja alias klitih diminta melibatkan para senior dan alumni.
Lembaga Jogja Police Watch (JPW) meminta agar kejahatan ini harus segera ditangani baik oleh pemerintah daerah, selain aparat kepolisian dan lembaga pendidikan, dengan melibatkan para alumni sekolah tersebut.
Hal ini seiring terjadinya aksi klithih yang mendapat banyak sorotan pasca meninggalnya Daffa Adzin Albasith, pelajar SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, pada Minggu (3/4) lalu.
"Hingga kini Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta sedang menggodok sekolah khusus untuk menampung remaja pelaku kejahatan jalanan atau klithih," kata Kepala Divisi Humas JPW Baharudin Kamba, Minggu (17/4).
Para pelaku klithih yakni para remaja yang sulit ditangani oleh pihak sekolah maupun keluarganya akan ditampung di sekolah itu.
Sekolah khusus bagi pelaku klithih akan berada di Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, DIY ini tak hanya menitikberatkan pada sisi akademik namun perubahan perilaku.
JPW mendukung semua langkah pemerintah baik kabupaten/kota maupun provinsi termasuk pihak kepolisian serta lembaga pendidikan dalam rangka meminimalisir bahkan memberantas aksi-aksi kejahatan jalanan atau klithih, yang selama ini mencoreng citra Yogyakarta sebagai kota pelajar, kota budaya dan kota wisata.
"Semua langkah yang telah, sedang maupun akan dilakukan oleh pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota termasuk pihak kepolisian serta lembaga pendidikan pasti mempunyai niat dan tujuan yang baik," kata Kamba.
Selain itu, JPW menawarkan beberapa cara kepada pemerintah dengan harapan dapat memutus mata rantai kejahatan jalanan atau klithih ini.
"Pertama, melakukan pemetaan dan pendataan para "alumni" atau senior yang tentunya berpengaruh di geng sekolah atau geng pelajar," ujarnya.
Kedua, kata dia, pemerintah setempat perlu melakukan pengenalan atau silaturahmi kepada para alumni atau senior ini.
"Tentunya pengenalan ini butuh waktu yang tidak sebentar dan tidak ujug-ujug," imbuhnya.
Ketiga, setelah melakukan pengenalan atau silaturahmi yang lama, pemerintah setempat dapat menawarkan atau membuka lowongan pekerjaan bagi para "alumni" atau senior ini.
Keempat, di sela-sela memberi pekerjaan bagi para "alumni" atau senior ini, pemerintah setempat ngobrol dari hati ke hati agar para "alumni" atau senior ini membantu pemerintah untuk menekan aksi-aksi klithih di Yogyakarta.
"Dipastikan kedua belah pihak merupakan orang lokal Yogyakarta. Kelima, monitoring dan evaluasi atau monev secara berkala," katanya.
Kamba menjelaskan, alasan kenapa para senior atau alumni tersebut dilibatkan karena bisa jadi para pelaku kejahatan jalanan atau klithih selama ini lebih takut, lebih patuh, dan lebih manut pada para senior atau alumni ketimbang pada orangtua atau sekolah.
"Selain itu salah satu penyebab munculnya aksi klithih adalah adanya peran alumni atau senior di sekolah," ujarnya.