Didiagnosis Derita 2 Gangguan Kepribadian, Psikolog Pihak Johnny Depp Jelaskan Kondisi Amber Heard

ERA.id - Di tengah perseteruannya dengan Johnny Depp, Amber Heard didiagnosi menderita dua gangguan kepribadian, yakni kepribadian ambang dan kepribadian histrionik. Hal ini diungkap oleh Shannon Curry, psikolog klinis dan forensik dari pihak Johnny Depp saat persidangan pencemaran nama baik di Virgina, Amerika Serikat, pada Selasa (26/4/2022).

Shannon Curry menjelaskan gejala yang dialami oleh orang yang menderita gangguan kepribadian ambang. Gejalanya mulai dari ketidakstabilan hubungan pribadi, emosi, perilaku, rasa akan diri sendiri atau identitas, termasuk reaktivitas emosional. Ia menyebut orang dengan gangguan ini akan melakukan apapun agar orang di sekitarnya tidak meninggalkan mereka.

"Orang-orang dengan gangguan kepribadian ambang itu hitam dan putih. Kami menyebutnya terbelah. Mereka menjadi ideal, orang yang sempurna, lalu merasa seperti sampah. Lalu akan ada perbaikan karena mereka merasa menyesal. Tapi seiring waktu, hubungan ini memudar," ujar Shannon Curry, dilansir dari Page Six.

Untuk gangguan kepribadian histrionik, Shannon menjelaskan gejalanya seperti presentasi yang terlalu dramatis, kebutuhan untuk selalu menjadi pusat perhatian, dan pergantian emosi yang cepat. Ia juga menjelaskan bahwa diagnosis terhadap Amber Heard ini diperoleh usai melakukan serangkaian tes.

"Ketika mereka memiliki gangguan kepribadian ini menunjukkan emosi, ada rasa kedangkalan padanya. Orang-orang mengamati mereka akan merasa mereka seperti sedang akting," tuturnya.

"Ia (Amber Heard) tidak pernah benar-benar menunjukkan perasaannya yang rentan pada diri sendiri. Ia punya cara yang sangat mahir untuk meminimalisir masalah pribadi apapun," katanya.

Lebih lanjut, Shannon Curry juga membantah bahwa Amber mengalami gangguan stres pascatrauma (post-traumatic stress disorder atau PTSD). Ia mengatakan bahwa tidak ada bukti yang mendukung Amber memiliki gangguan tersebut.

"Ada indikasi yang cukup signifikan bahwa ia (Amber Heard) melebih-lebihkan gejala PTSD ketika ditanya tentang hal tersebut. PTSD adalah salah satu gangguan yang paling mudah dipalsukan. Banyak dari kita yang tahu rasanya merasa cemas, dan banyak orang yang pernah nonton film perang dan film yang menggambarkan seseorang mengalami PTSD," pungkas Shannon Curry.