Liburan Bikin Lelah, Ini Saran Dokter agar Stamina Sehat Terjaga
ERA.id - Dokter Umum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Tanjung Priok dr. Siti Rosidah memberikan sejumlah saran yang bisa masyarakat lakukan demi mencegah terkena masalah kesehatan usai liburan dan Idulfitri atau Lebaran, salah satunya anjuran beristirahat yang cukup.
Selain itu, orang-orang juga perlu banyak minum air putih, mengurangi konsumsi makanan berlemak, berolahraga rutin dan konsumsi suplemen daya tahan tubuh bila perlu.
"Bagi yang punya penyakit komorbid diharapkan untuk kontrol cek laboratorium post-puasa dan lebaran, kontrol ke dokter jika terdapat komorbid yang belum stabil," kata Rosidah.
Dia mengatakan, masalah kesehatan yang biasanya muncul usai liburan dan Idul Fitri termasuk diabetes, hipertensi, pembengkakan dan penyumbatan jantung, stroke dan infeksi saluran napas atas seperti batuk dan pilek.
Demam, demam berdarah dengue (DBD, diare akut dan dispepsia atau gejala nyeri dan perasaan tidak enak pada perut bagian atas dan berulang, juga termasuk masalah kesehatan yang kerap dialami orang-orang usai liburan dan Lebaran.
"(Masalah-masalah kesehatan) itu yang naik pasca lebaran, hampir 80 persen," kata Rosidah.
Terkait hepatitis akut yang beberapa waktu terakhir dicurigai dialami anak-anak di Indonesia, dia mengatakan belum menemukan kasus serupa di tempatnya praktik. Menurut dia, rata-rata anak-anak dengan fungsi hati meningkat terkena kasus dengue syok sindrom. Hepatitis yakni peradangan pada sel hati yang umumnya diawali gejala seperti diare, mual, muntah, sakit perut dan dapat disertai demam ringan.
"Sekarang yang paling penting edukasi ke orang tua bila anaknya sakit langsung dibawa ke rumah sakit atau dokter, jangan tunggu beberapa hari karena bila datang ke rumah sakit terlambat semua sudah pada syok," saran Rosidah.
Lebih lanjut, bagi orang-orang dengan keluhan stres usai liburan, khususnya yang mengalami kemacetan di jalan raya, dia menyarankan mereka mencari kesibukan sesuai hobi misalnya menonton film. Bagi Muslim, bisa coba berwudhu dan membaca Al Quran.
Terkait masalah kesehatan yang muncul usai liburan, Asisten profesor kedokteran di NYU School of Medicine, Roshini Rajapaksa, MD mengatakan ada berbagai hal yang bisa menjadi penyebab antara lain kecenderungan meninggalkan rutinitas seperti minum lebih sedikit, dan pola makan kurang sehat.
"Tidak mengherankan, semua itu dapat menyebabkan sistem kekebalan terdampak, melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan hal-hal yang tidak diinginkan," tutur dia seperti dikutip dari Health.
Rajapaksa menyarankan orang-orang untuk segera kembali ke rutinitas agar bisa 100 persen sehat setelah tiba di rumah. Pastikan untuk mengkonsumsi makanan seimbang, kembali berolahraga dan cobalah untuk tidur setidaknya delapan jam setiap malam.
Jika kembali saran tersebut tidak cukup menghilangkan perasaan atau masalah kesehatan pasca-liburan muncul, segeralah periksakan diri ke dokter. Dokter dapat membantu orang-orang untuk menentukan apakah pilek (atau sakit perut atau suhu) yang berkepanjangan mungkin memerlukan perawatan.
Berbicara penyakit batuk dan pilek yang berpotensi dialami orang-orang usai liburan, angkutan massal dikatakan termasuk penyebab paling mungkin, menurut asisten penyakit infeksi di Northwestern University's Feinberg School of Medicine, Michael Angarone, DO.
"Anda berada di sekitar lebih banyak orang daripada biasanya, di ruang tertutup. Di pesawat terbang, misalnya, udara disaring, tetapi Anda duduk dengan banyak orang lain di dekat Anda, jadi jika orang di sebelah Anda memiliki virus dan mereka bersin atau batuk, itu meningkatkan peluang Anda. menjadi terinfeksi," tutur dia seperti dikutip dari Prevention.
Di masa pandemi COVID-19 saat ini, seperti yang dikatakan para pakar kesehatan, masyarakat perlu menerapkan protokol kesehatan khususnya selama berada di luar rumah termasuk saat berlibur. Memakai masker dengan benar dan mencuci tangan atau menggunakan pembersih tangan setelah menyentuh benda dan sebelum menyentuh wajah atau mulut menjadi saran pencegahan COVID-19 dan penyakit menular lainnya. Demikian dilansir Antara, Senin (16/5/2022).