Respons Danny Pomanto saat Buka Acara Pendeta Gereja Toraja di Asrama Haji Makassar
ERA.id - Sebelum acara Konvensi Nasional Pendeta Gereja Toraja di Asrama Haji Sudiang Makassar, Sulsel, berpolemik. Wali Kota Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto menunjukkan sikap ramah dalam acara itu.
Pada 19 Mei silam, Danny memang mengatakan jika tema pada kegiatan pendeta tersebut, selaras dengan program yang dimiliki Pemkot Makassar.
Tema yang dimaksudkan Danny sapaan karibnya adalah persatuan dan penguatan umat. Hal itu menurutnya sama dengan visi yang ia lakukan saat mencalonkan kembali sebagai Wali Kota Makassar.
"Tema merawat spiritualitas dan keteladanan pendeta sebagai hamba-hamba Tuhan yang bertambah teguh dalam imam dan pelayanan bagi semua umat sejalan dengan program kami juga," katanya, Kamis (19/5/2022) silam.
Bahkan menurutnya, sejumlah pendeta yang ikut bermain TikTok bersama anak-anak dan kaum milenial sejalan juga dengan program "Jagai Anakta".
"Dari semua persembahan yang ditunjukkan dalam konvensi nasional ini saya tangkap semua itu program pemerintah kota seperti pak pendeta tadi ikut anak-anak bermain TikTok sekaligus memantau. Ini sama dengan program kami yaitu Jagai Anakta. Kalau anak-anak kita jaga maka masa depan generasi bangsa kita akan kuat," jelasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Gereja Sinode Toraja Pdt Alfred Anggui mengatakan, dipilihnya Ibu Kota Provinsi Sulsel itu sebagai tempat acaranya, karena dinilai sebagai salah satu kota yang aman, kondusif, dan heterogen.
Setelah penetapan lokasi, Pdt Alfred Anggui pun langsung mendatangi Wali Kota Makassar untuk bersilaturahmi dan meminta izin akan menggunakan Asrama Haji Sudiang Makassar sebagai tempat diselenggarakannya Konvensi Nasional Pendeta Gereja Toraja.
Di hadapan Wali kota, Pdt Alfred Anggui mengatakan jika peserta selain berdatangan dari 17 provinsi, juga akan hadir peserta dari mancanegara.
Belum ada riak saat itu. Setelah acara selesai, barulah sebuah video viral di dunia maya yang memperlihatkan puluhan pendeta di Asrama Haji Sudiang Makassar bernyanyi, yang berujung disoroti ustaz kondang di Makassar, Harman Tajang.